Solo, Gatra.com - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah, Eka Sulistya Ediningsih, menargetkan angka stunting di Jawa Tengah turun 6 persen. Target ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dicapai melalui kerja keras.

Hal ini mengemuka dalam kegiatan "Edukasi Pencegahan Stunting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Anak" di Graha Saba Buana Kota Solo, Kamis (7/9). Menurutnya, target penurunan stunting di Jawa Tengah perlu mendapt perhatian khusus.

"Kami masih perlu memberikan perhatian khusus untuk penurunan angka stunting ini. Mudah-mudahan target kami bisa tercapai. Kami berusaha sangat keras untuk melaksanakan lima pilar percepatan penanganan stunting," kata Eka.

Saat ini, angka stunting di Jawa Tengah mencapai 20,8 persen. Sementara target yang ditentukan hingga 2024, stunting di Jawa Tengah bisa turun ke angka 14 persen. "Jadi kami harus kerja keras menurunkan angka stunting sampai 6 persen," katanya.

Untuk mencapai target tersebut, BKKBN Jawa Tengah mengupayakan berbagai program dan inovasi. Eka optimistin pada 2024 mendatang target tersebut bisa tercapai. Ia berharap semua pihak bekerja sama menurunkan angka stunting di Jawa Tengah.

"Kami sangat mengapresiasi kalau ada pihak swasta yang mendukung kegiatan penurunan stunting, salah satunya ya dari GPFI (Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia) yang memberikan vitamin dan makanan tambahan," katanya.

Sekretaris Jenderal GPFI, Andreas Bayu Aji, mengatakan selama dua tahun terakhir ini pihaknya menggelar kegiatan untuk membantu menurunkan angka stunting. Kerja sama dengan BKKBN juga dijalin dalam periode tersebut.

“Masing-masing anggota sebenarnya sudah cukup sering melakukan kegiatan yang bisa mendukung upaya pemerintah untuk mengatasi angka stunting,” paparnya.

GPFI pun siap mengejar target penurunan angka stunting seperti disampaikan BKKBN. “Kita siap saja bila BKKBN memberikan data, kabupaten atau kota mana saya yang dirasa kurang. Kami bisa membantu untuk menekan angka stunting,” ujarnya.