Solo, Gatra.com - Batik merupakan industri yang sangat penting untuk perekonomian di Indonesia. Sebab industri batik mampu menjadi salah satu penyumbang ekspor ke mancanegara.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, dalam sambutannya secara virtual di acara Adikarya Batik Nusantara. Kegiatan ini diselenggarakan di Pracima Tuin Pura Mangkunegaran, Jumat (6/10) malam.
Sandi menjelaskan batik memiliki peran yang sangat penting untuk ekonomi dalam negeri. Pada 2022 lalu, nilai ekspor batik mencapai US$64,5 juta dolar. Sementara pada 2023, hingga bulan April lalu nilai ekspor telah menembus angka US$26,7 juta.
"Untuk itu kami terus berkomitmen mengembangkan industri batik. Apalagi batik ini merupakan warisan budaya. Dalam pengembangannya, kami berkolaborasi dengan berbagai pihak," ujarnya.
Baca Juga: Adikarya Batik Nusantara Angkat Batik Lokal untuk Naik Kelas
Salah satunya, kata Sandi, adalah kerja sama dengan Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI). Sandi juga mengapresiasi kegiatan yang dilakukan PPUMI yang melestarikan dan mengupayakan inovasi pada batik agar lebih naik kelas.
"PPUMI telah menggerakkan yang selaras dengan Kemenparekraf untuk menaikkan batik agar naik kelas, baik bagi pengusaha maupun perajin," ujarnya.
Kegiatan PPUMI ini memberikan penghargaan pada sejumlah perajin dan pelaku usaha batik lokal. Dalam acara ini juga diadakan peragaan busana batik oleh beberapa desainer ternama, seperti Tuty Adib, Itang Yunasz, dan beberapa desainer lainnya.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Judo Agung mengatakan bahwa kegiatan Adikarya Batik Nusantara tersebut merupakan bagian dari road to Indonesia Internasional Modes Festival yang akan digelar 25-29 Oktober 2023 mendatang. Bank Indonesia merupakan salah satu pendukung kegiatan ini. "Kegiatan tersebut akan menghadirkan 125 desainer, baik dari dalam dan luar negeri," katanya.