Home Kesehatan Gandeng doctorSHARE, PIS Hadirkan Layanan Rumah Sakit Apung untuk Papua

Gandeng doctorSHARE, PIS Hadirkan Layanan Rumah Sakit Apung untuk Papua

Jakarta, Gatra.com- PT Pertamina International Shipping (PIS) menandatangani komitmen dukungan kepada Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) untuk pemberian bantuan pelayanan medis rumah sakit apung di Papua Barat. 

“PIS sebagai perusahaan yang bergerak di sektor maritim menyadari bahwa salah satu tantangan dalam menyediakan fasilitas kesehatan di negara maritim terbesar dunia ini adalah aksesibilitas. Terutama bagi masyarakat pesisir dan wilayah kepulauan lainnya," kata CEO PIS, Yoki Firnandi dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/11).

Kerja sama ini merupakan rangkaian kegiatan program “BerSEAnergi untuk Laut” PIS, yang merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan mendukung kelestarian laut.

Baca juga: PIS Tumbuhkan Kecintaan Laut pada Anak Sekolah Lewat BerSEAnergi untuk Laut di Bali

Penandatanganan bantuan ini dilakukan oleh CEO PIS Yoki Firnandi dan Managing Director doctorSHARE Tutuk Utomo Nuradhy, serta disaksikan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly selaku Penasehat doctorSHARE.

Dukungan PIS berupa operasional penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II milik doctorSHARE di Sorong, Papua Barat, pada Desember nanti. Layanan ini setara dengan rumah sakit darat tipe C, mencakup medik umum, klinik spesialis, kebidanan, kefarmasian, hingga penunjang lainnya seperti persediaan medis, ambulance dan laboratorium.

"Kehadiran rumah sakit apung menjadi salah satu jawabannya, dan sinergi ini menjadi wujud nyata komitmen PIS untuk menyejahterakan masyarakat pesisir,” ungkap Yoki.

​​​​​​Baca juga: Majukan Distribusi Energi, Pertamina International Shipping dapat Penghargaan Gatra Awards 2023 Bidang Transportasi

Managing Director doctorSHARE, Tutuk Utomo Nuradhy menjelaskan, bantuan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah Sorong, terutama di Distrik Seget dan sekitarnya, di mana akses ke RSUD terdekat terbilang sulit dan mahal.

“RSA Nusa Waluya II rencananya akan melayani selama 45 hari di Papua dengan target hingga 5000-7000 pasien, termasuk untuk operasi minor maupun mayor,” jelas Tutuk. 

Ilustrasi operasional penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II milik doctorSHARE di Sorong, Papua Barat yang akan bberoperasi Desember mendatang. (GATRA/Dok PT Pertamina International Shipping)

Untuk itu, lanjutnya,  PIS dan doctorSHARE membuka kesempatan bagi para relawan tenaga medis untuk membantu menyediakan layanan kesehatan di RSA Nusa Waluya II pada periode pelayanan tersebut. Pendaftaran relawan dibuka mulai Senin (20/11).

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly selaku Dewan Penasehat dari doctorSHARE mengapresiasi bantuan yang disalurkan oleh PIS untuk RSA Nusa Waluya II, yang akan melayani fasilitas kesehatan di Papua Barat pada Desember mendatang.

“Uluran tangan dari para donatur yang peduli bisa memberikan bantuan aksesibilitas kesehatan, terutama untuk masyarakat kita yang berada di pelosok dan pulau-pulau terpencil. Saat ini, doctorSHARE telah memberikan pelayanan medis lebih kepada 350 ribu orang, dan tentunya akan terus bertambah,” papar Yasona.

Baca juga: Tingkatkan Daya Saing Pelaut Indonesia, PIS Gelar Senior Officer Seminar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan bahwa apa yang dilakukan oleh doctorSHARE adalah hal luar biasa, di mana para tenaga medis dan seluruh pihak yang mendukung bekerja dengan hati membantu pemerintah memberikan layanan kesehatan, mulai dari operasi medis, intervensi kesehatan ibu dan anak, serta rumah sakit kecil di daerah yang kesulitan akses.

“Lalu saya mendengarkan apa yang dibutuhkan oleh docterSHARE, pertama kebutuhan alat medis lalu kedua adalah kebutuhan operasional termasuk bahan bakar kapal. Terima kasih untuk yang telah membantu,” kata Budi.

Seperti diketahui, doctorSHARE merupakan yayasan nirlaba yang fokus pada pelayanan media. Yayasan ini didirikan oleh dr. Lie Agustinus Dharmawan pada 2008 yang menggagas hadirnya rumah sakit terapung pertama di Indonesia.

79