Surabaya, Gatra.com – Sekertaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menjelaskan bahwa Muhammadiyah bersikap netral aktif dalam perhelatan pesta demokrasi Pemilu 2024 nanti.
Abdul Mu'ti menyampaika keterangan tersebut saat ditemui awak media usai gelaran Dialog Publik Muhammadiyah bersama Capres dan Cawapres di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jatim, Jumat (24/11).
"Kami bersikap netral aktif. Netral dalam pengertian kita membangun komunikasi dengan semua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Juga semua partai politik yang memiliki calon-calon legislatif," katanya.
Sedangkan aktif, lanjut Abdul Mu'ti, dalam pengertian bangsa inimencoba melakukan komunikasi politik dengan semuanya, termasuk dialog publik dengan calon presiden dan calon wakil presiden.
Ia juga menjelaskan bahwa langkah tersebut, termasuk juga menggelar dialog publik, merupakan bagian atau cara Muhammadiyah memberikan aspirasinya untuk para calon juga memberikan ruang bagi warga persyarikatan dan masyarakat untuk menilai dan memberikan masukan bagaimana agar program-program yang disampaikan oleh capres cawapres dapat dipahami masyarakat.
"Karena ini adalah bagian kita melakukan literasi dan edukasi politik untuk warga Muhammadiyah dan masyarakat," ujarnya.
Abdul Mu'ti juga menerangkan bahwa Muhammadiyah memberikan sedikit kelonggaran pada para pimpinan persyarikatan dan juga pimpinan amal usaha yang menjadi calon legislatif atau menjadi tim sukses.
Ia menyebutkan bahwa kader Muhammadiyah yang terjun langsung dalam pesta demokrasi tidak perlu mundur dari jabatannya, tetapi cukup nonaktif selama proses kampanye berlangsung.
"Ini bagian dari bagaimana Muhammadiyah memberikan keluesan dan kelonggaran untuk kader-kader Muhammadiyah yang memang memiliki kompetensi dan memiliki komitmen untuk berkhidmat dalam kehidupan kebangsaan di jalur politik dapat lebih leluasa melaksanakan berbagai upaya untuk mereka memperbaiki kehidupan bangsa dan negara," terangnya.
Mu'ti menyebut bahwa banyak kader Muhammadiyah tersebar di semua pasangan capres-cawapres dan bahkan termasuk dalam tim inti. Namun demikian, ia menekankan bahwa masuknya kader dalam lingkaran masing-masing capres-cawapres bukanlah atas rekomendasi PP Muhammadiyah.
"Tetapi melalui jalur dan komunikasi politik mereka masing-masing. Dan mereka juga sportif begitu sudah menjadi tim, (kader) yang menjabat langsung mengajukan nonaktif karena ini bagian dari mekanisme organisasi yang memang telah diterapkan oleh Muhammadiyah sebagai bagian dari kita menjaga netralitas persyarikatan," pungkas Abdul Mu'ti.