Jakarta, Gatra.com - Perusahaan asing asal Turki yang bergerak dibidang Energi Baru Terbarukan (EBT) PT Hitay Daya Energy menjajaki peluang besar dalam industri panas bumi yang ada di Indonesia. Hitay juga menyadari peran penting energi panas bumi dalam mengurangi emisi karbon dan menciptakan planet yang lebih hijau.
Sebagaimana diketahui, Indonesia sendiri berada di kawasan ring of fire, yang menyimpan 40% cadangan panas bumi dunia. Berdasarkan data Badan Geologi-Kementerian ESDM (Desember 2020), total potensi energi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 23,7 GW.
“Kami sadar mengelola potensi panas bumi ini merupakan bisnis jangka panjang. Dengan kekuatan finansial yang kami miliki, kami optimis untuk menjawab tantangan global yang muncul,” tutur Managing Director PT Hitay Daya Energy, Remzi Caner Yilmaz di Jakarta Senin, (27/11).
Menurut Caner, hingga saat ini Hitay melihat ada lima wilayah di Indonesia yang cocok untuk mengembangkan energi panas bumi, yaitu Gunung Talang, Gunung Tandikat, Gunung Geureudong, Gunung Kembar, Gunung Tanjungsakti. Sedangkan untuk izin yang pertama kali keluar terdapat di Gunung Talang, Padang, Sumatera Barat.
“Kami sangat bersemangat untuk memulai perjalanan menuju energi bersih di Indonesia. Investasi strategis yang telah dilakukan oleh kami sebesar Rp3 triliun untuk mengembangkan sumber energi panas bumi di Sumatera Barat,” jelasnya.
Menurut Caner, saat ini Hitay fokus pada potensi energi sebesar 150 megawatt (MW) di Gunung Talamau (Kabupaten Pasaman Barat) dan Gunung Tandikek (Kabupaten Agam/Padang Pariaman). Hal tersebut menegaskan dedikasi PT Hitay Daya Energy terhadap tanggung jawab lingkungan dan memperkuat posisinya sebagai juru kunci dalam transisi menuju solusi energi terbarukan.
“Rumus keberhasilan eksplorasi panas bumi dimulai dari kegiatan eksplorasi awal yang kecil dengan pengeboran 20 55 MWe di area sweet spot dan pengeboran lubang inti secara bertahap, terbukti dengan cepat meningkatkan potensi sumber daya. COD yang lebih cepat dengan Wellhead Power Plant dapat mendukung pembiayaan sisa eksplorasi,” imbuh Caner.
Caner menambahkan bahwa, setiap pembangunan yang terjadi pasti memberikan dampak baru bagi lingkungan dan sosial masyarakat sekitar. Proyek geothermal dapat mengubah pola hidup masyarakat dan dapat mempengaruhi cara hidup tradisional mereka.
Menurutnya, kegiatan pembangunan panas bumi yang Hitay lakukan juga tetap memperhatikan perlindungan lingkungan mengingat keberlangsungan panas bumi sangat bergantung pada lingkungan di sekitarnya termasuk satwa dan tumbuh-tumbuhan.
Lebih lanjut ia juga menurutkan bahwa, manfaat energi panas bumi memiliki berbagai aspek, yaitu menyediakan sumber listrik yang stabil dan konsisten serta tidak terpengaruh oleh fluktuasi cuaca, tidak seperti sumber energi terbarukan lainnya.
Investasi ini juga akan mendorong inovasi, penelitian, dan pengembangan dalam sektor panas bumi, seiring dengan upaya PT Hitay Daya Energy untuk membuka kemungkinan-kemungkinan baru dan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik panas bumi di Indonesia.
PT Hitay Daya Energy optimis menjajaki peluang di sektor industri panas bumi. Hitay percaya terhadap dampak baik dari energi panas bumi dan secara kolektif mendukung inisiatif berkelanjutan.
Untuk diketahui, pengembangan sektor panas bumi menjadi salah satu strategi unggulan pemerintah untuk mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sesuai Nationally Determined Contribution (NDC) dan transisi energi menuju Net-Zero Emissions (NZE) di 2060.
Strategi menuju NZE menuntut pengembangan panas bumi yang lebih advance, selain pemanfaatan secara langsung (agrobisnis, pariwisata, industri) dan tidak langsung (pembangkit listrik) untuk merambah penyediaan energi pada sektor hard-to-decarbonize diantaranya, produksi green hydrogen, green hydrogen carrier, green BBM, hidrokarbon, dan lain-lain melalui elektrolisis.