Papua, Gatra.com -- Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyatakan bisa mengizinkan Maria Marthens menemui suaminya pilot Susi Air, Philips Mark Merthens dibhutan Papua. Namun OPM memberi syarat yaitu harus difasilitasi dan didampingi anggota organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Bagi kami welcome saja, jika Maria mau bertemu suaminya Philips Mark Merthens di tengah hutan Papua. Tetapi dengan catatan, kedatangannya harus diantar, didampingi anggota PBB. Pihak Indonesia tidak diperkenankan ikut bersama tim PBB tersebut ,” kata juru bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom kepada Gatra.com, Sabtu (16/12).
Penegasan Sebby ini menyusul ada berita ddi sejumlah media cetak maupun media sosial terkait konferensi pers yang dilakukan pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti. Dalam pernyataan bersama Maria Merthens tersebut, Susi disebut mengatakan ada permintaan untuk menemui sang pilot di tengah hutan Papua.
“Kami mengikuti semua berita dalam keterangan pers Indonesia dimana Susi Pudjiastuti bersama isteri Philips menyebutkan sesuai ketua Komnas HAM Papua, ada permintaan untuk bertemu di tengah hutan Papua. Kami bisa aminkan, tetapi hanya bisa dilaksanakan oleh pihak ketiga, PBB,” tegas Sebby.
Menjawab pertanyaan Gatra.com jika permintaan itu terlaksana, apakah nanti Maria akan ikut disandera? Sebby membantah keras. “Dari sisi kemanusiaan, jika pertemuan itu terlaksana oleh PBB, kami respon. Dan tegas saya katakan tidak mungkin kami sandera isterinya. Begitu selesai [pertemuan], PBB bawa [Maria] pulang ,” kata Sebby.
Sementara soal tempat pertemuan, jika benar terlaksana tentunya akan didikusikan dulu dengan utusan PBB bagaimana mekanismenya.
“Tentu kami bahas dulu dengan utusan PBB, di negara ketiga. Jika sudah ada kesepakatan tentu diatur. Dan tim PBB itu tidak mungkin masuk dari wilayah Indonesia tetapi dari wilayah negara lain,” jelas Sebby seraya menolak menyebut nama negara lain tersebut.
Seperti diberitakan, istri pilot Philips Mark Merthens yang masih disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua itu merupakan warga Pangandaran, Jawa Barat. Hal tersebut diungkapkan oleh Susi Pudjiastuti .
Susi menjelaskan, pilot berkebangsaan Selandia Baru itu bekerja di Susi Air sejak 2012. Philips Mark sempat mengundurkan diri pada 2015, kemudian kembali bergabung dengan Susi Air pada 2020.
"Philips Merthens saya ingat, karena sebelum dia resign dari Susi Air tahun 2015, adalah salah satu pilot terbaik saya, pilot terbaik dari Susi Air. Kemudian dia resign kerja di airline. Dua tahun lalu kembali ke Susi Air karena Covid-19," kata Susi dalam konferensi pers di Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
Susi menyebutkan Informasi tentang itu disampaikan oleh Ketua Komnas HAM Papua Frits Ramandey, dalam video yang kini viral di media sosial belakangan ini.
Dalam kabar viral tersebut, terungkap bahwa istri Philips Mark Merthens pernah diminta untuk datang dan menjenguk sang suami yang disandera TPNPB OPM Egianus Kogoya. Namun permintaan itu tak diketahui apakah terpenuhi atau tidak. Namun apa yang disampaikan tersebut merupakan opsi yang ditawarkan dalam rangka membebaskan sang pilot dari tangan anggota KKB Papua pimpinan Panglima Kodap III Ndugama, Nderakma, Egianus Kogoya.
Susi juga mengatakan bahwa ia sungguh berharap agar pilot yang telah disandera selama 10 bulan lebih itu segera dibebaskan.
Waktu yang tepat untuk membebaskan pilot tersebut, adalah menjelang Hari Raya Natal 25 Desember 2023. “Kami berharap agar Natal menjadi momen yang tepat untuk membebaskan pilot tersebut dari penyanderaan,” ujar Susi.
Philips Mark Merthens disandera TPNPB OPM sejak Selasa, 7 Februari 2023. Ia ditawan setelah mendaratkan pesawatnya secara mulus di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.