Jakarta, Gatra.com – Prof. Dr. Nafiah Ariyani, SE, M.Si., dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sahid (Usahid) Jakarta. Dia dikukuhkan sebagai Guru Besar bersama Prof. Dr. St. Laksanto Utomo, S.H., M.Hum., Guru Besar Tetap Fakultas Hukum Universitas Sahid (Usahid) pada akhir pekan ini.
Dalam acara pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap di Usahid, Prof. Nafiah menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Membangun Ekonomi Perdesaan Melalui Pengembangan Desa Wisata yang Inklusif dan Berkelanjutan Menggunakan Strategi Flight of The Flamingo”.
Profesor kelahiran Grobogan, Jawa Tengah (Jateng) tersebut menyampaikan, Indonesa memiliki 83.381 desa atau kelurahan yang memiliki potensi keindahan alam serta keunikan budaya dan pola interaksi dalam kehidupan mereka.
“Semua ini perlu disinergikan agar memberikan dampak positif, khususnya bagi masyarakat desa setempat,” ujarnya.
Desa wisata sangat potensial dalam menciptakan lapangan kerja baru di daerah perdesaan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kegiatan pelestarian kegiatan tradisional dan penganekaragaman kegiatan ekonomi baru.
Kehadiran desa wisata dan berbagai kegiatan yang muncul, dapat menjadi strategi pembangunan yang efektif dan kekuatan pendorong bertumbuhnya cabang-cabang perekonomian lainnya di wilyah perdesaan.
“Desa-desa wisata dibangun bukan semata untuk desa itu sendiri, namun menghubungkan desa dengan perekonomian nasional dan global sekali pun,” ujarnya.
Prof. Nafiah menjelaskan, Flight of Flamengo (FoF) merupakan alternatif strategi model pembangunan ekonomi perdesaan berbasis desa wisata yang dapat menjembatani berbagai kekurangan pendekatan yang selama ini dilakukan.
Model pembangunan yang mendasarkan pada karakteristik sosio kultural masyarakat dan alam perdesaan ini dapat menjadi kunci keberhasilan pengembangan desa wisata.
Menurutnya, dengan menerapkan model FoF, pembangunan ekonomi perdesaan akan berlangsung secara inklusif, berkelanjutan, dan memberi dampak ekonomi signifikan dalam kerangka keragaman dan kompleksitas situasi sosial-budaya yang menjadi ciri khas perdesaan di Indonesia.
Ia menjelaskan alasan memilih strategi FoF sebagai model untuk pembangunan desa karena pada prinsipnya, suatu program atau sekenario akan berhasil kektika seluruh komponennya telah siap dan bersinergi bersama mendukung jalannya program tersebebut.
“Ini seperti prilaku burung pelikan atau flamingo, di mana sekelompok burung ini akan terbang jika seluruh koloninya sudah siap terbang,” ujarnya.
Prinsip ini pula yang menjadi landasan filosofis dari model pembangunan berdasarkan strategi FoF yang diusulkan sebagai model alternatif pembangunan ekonomi perdesaan berbasis desa wisata yang inklusif, berkelanjutan, dan memberikan dampak ekonomi perdesaan yang cukup signifikan.
Sumbangsih pemikiran Prof. Nafiah Ariyani tersebut dalam upaya mengembangkan ekonomi perdesaan melalui penguatan desa wisata. Ini sejalan dengan pola ilmiah pokok Usahid yang bercirikan kepariwisataan dan kewirausahaan.
Dalam pengukuhan tersebut, kedua Guru Besar ini diberikan pengalungan Samir Guru Besar dan Pemberian Penghargaan. Prof. Nafiah Ariani dan Prof. Laksanto Utomo merupakan Guru Besar kei- dan 8 Usahid dan dosen terbaik yang telah lebih dari 20 tahun mengabdi di Usahid.
Mereka telah memberikan sumbangan yang signifikan, baik pikiran maupun tenaganya bagi proses pertumbuhan dan perkembangan Usahid, khususnya bagi FEB dan Fakultas Hukum (FH), serta capaian Usahid pada kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat serta reputasi lainnya.
Pengukuhan Guru Besar merupakan keberhasilan yang bukan saja kebanggaan diri tetapi juga kebanggaan Usahid. Usahid telah membuktikan mampu berkembang menjadi lembaga Perguruan Tinggi Swasta (PTS) berkualitas yang dapat diterima masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia.
Hal ini patut disyukuri untuk memotivasi para akademisi lainnya untuk terus mengembangkan jabatan fungsional. Usahid sangat fokus dalam pengembangan SDM, khususnya karier dosen dengan memfasilitasi dan mendampingi setiap dosen untuk selalu meningkatkan jabatan fungsionalnya hingga capaian tertinggi sebagai Guru Besar.
Rektor Usahid, Dr. Dra. Marlinda Irwanti Poernomo, S.E., M.Si dan Ketua Pembina Yayasan Kesejahteraan, Pendidikan, dan Sosial Sahid Jaya, Dr. (HC) Dra. Hj. Wiryanti Sukamdani, CHA, atas nama seluruh keluarga besar Usahid menyampaikan selamat kepada dua guru besar baru Usahid tersebut.
Mereka mengharapkan Prof.Nafiah Ariyani dan Prof. Laksanto Utomo dapat meningkatkan kontribusi sesuai bidang keilmuannya masing-masing untuk pengembangan keilmuan dan kemajuan Usahid serta masyarakat. “Mudah-mudahan tujuan Usaid bisa diwujudkan oleh kita semua,” kata Marlinda Irwanti.
“Gelar profesor ini bukan akhir karier sebagai dosen, tapi sebagai spirit untuk lebih produktif lagi,” kata Wiryanti Sukamdani.
Profile Prof. Nafiah Ariyani
Prof. Nafiah Ariyani lahir di Grobogan, 27 Januari 1967. Menikah dengan Budi Supriyanto, S.E. dan dikaruniai dua orang anak, yakni Rayhan Arya Wicaksono, S.E., MIE., dan Raissa Arya Larasati.
Prof. Nafiah Ariyani memperoleh gelar sarjana ekonomi tahun 1991 di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Pada tahun 1998, dia meraih gelar magister ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan memperoleh gelar Doktor di bidang Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan pada tahun 2016 dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Selama kiprahnya, Prof. Nafiah Ariyani meraih berbagai penghargaan, di antaranya Satya Lencana XX Tahun 2023 dari Presiden RI, Dosen Berprestasi Sebagai Guru Besar FEB Usahid Tahun 2023 dari Yayasan Sahid Jaya, dan Dosen Berprestasi dalam Publikasi Ilmiah tahun 2017 dari Rektor Usahid.
Dia mulai meniti karier akademisnya sebagai Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Usahid tahun 1993–1995, sebagai Wakil Rektor Bidang Keuangan, Administrasi dan Sumber Daya Manusia Usahid tahun 2017–2021 dan Reviewer BKD Kemenristekdikti sejak 2022–sekarang.
Jabatan fungsional akademis Guru Besar/Profesor di bidang Ilmu Ekonomi Universitas Sahid, diperoleh pada 1 September 2023 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI.