Sleman, Gatra.com - Rencana mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk menyuarakan kritik terhadap situasi demokrasi saat ini dibubarkan oleh pihak rektorat. Pihak UNY menyatakan tak akan memberi pernyataan sikap seperti kampus-kampus lain.
Sebelumnya, di media sosial beredar poster "Seruan Konsolidasi: Mengundang Dosen, Mahasiswa, dan Seluruh Sivitas Akademika UNY. Sadarkan Rakyat dari Pesta Demokrasi yang Dinodai secara Terang-terangan". Acara sedianya digelar di Teras Rektorat UNY, jam 13.00 WIB, Selasa (6/2).
Namun, berdasarkan pantauan Gatra.com di lokasi, setelah satu jam agenda itu tak juga berlangsung. Mahasiswa koordinator acara itu, Farras Raihan, menjelaskan kegiatan itu bukan demonstrasi atau pembacaan pernyataan sikap, melainkan diskusi.
"Kami mengajak para dosen dan guru besar yang ilmunya pasti jauh di atas kami untuk turut berdiskusi. Harapannya bagaimana UNY menyikapi situasi demokrasi saat ini dan menyatakan keberpihakannya," kata Ketua BEM UNY ini.
Namun ia menjelaskan pihak rektorat tak memberi izin kegiatan tersebut. Kegiatan dibolehkan tapi harus berada di luar area kampus UNY.
"Kami mendapat tekanan-tekanan untuk tidak menggelar kegiatan ini, bahkan ada dosen yang menyatakan akan memberi sanksi ke mahasiswa yang ikut," tutur Farras sambil menunjukkan tangkapan layar di grup percakapan soal ancaman itu.
Sekitar 30 mahasiswa kemudian tetap berkumpul di sekitar rektorat. Mereka ditemui oleh Sekretaris Direktorat Akademik, Kemahasiswaan, Alumni UNY Prof Guntur yang mempertanyakan maksud dan izin kegiatan tersebut.
"Ini kegiatan apa? Mana izinnya? Mana proposalnya? Kalau ada izinnya, rektorat malah bisa mendanai dan ada dosen yang mendampingi. Kalau tidak ada izinnya, nanti saya serahkan ke bapak-bapak sekuriti," tutur Guntur di depan mahasiswa.
Jika tak ada izin, Guntur menyilakan mahasiswa melakukan kegiatan di luar pagar area kampus. "Kalau tidak ada kegiatan, ngapain kumpul-kumpul," ujarnya.
Pihak rektorat dan mahasiswa sempat berdialog sekitar 20 menit. Mahasiswa kemudian diminta membubarkan diri dari kawasan rektorat. Diskusi pun gagal digelar.
Kepada wartawan, Guntur mempertanyakan izin dan penyelenggara kegiatan tersebut. "Mereka mengakui kegiatan itu bukan atas nama organisasi mahasiswa," ucapnya.
Guntur juga menyatakan UNY tak akan memberi pernyataan sikap seputar situasi politik seperti kampus-kampus lain. "Tak ada tekanan dari manapun. Kami netral karena kami ASN," ujarnya.
Ia juga menampik ada tekanan pada UNY untuk tak menggelar agenda pembacaan sikap tersebut. "Enggak ada. Kami institusi pemerintah, ikuti saja aturan pemerintah. Kami kampus, bukan kapasitasnya soal isu-isu negara ini," katanya.