Cikarang, Gatra.com – L’Oréal Indonesia resmi mengumumkan pencapaian pengadaan 100% energi terbarukan di seluruh situs operasionalnya yang menandai tonggak pencapaian penting dalam perjalanannya merintis praktik bisnis berkelanjutan di Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim dan dekarbonisasi. Hasil ini dapat tercapai dua tahun lebih cepat dari target global perusahaan pada 2025.
L’Oréal Indonesia memulai pengadaan energi terbarukan pada 2014 dengan mengadopsi energi terbarukan yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PLN Kracak untuk pabriknya di Cikarang. Pada 2017, Kantor Pusat dan Gudangnya turut beralih ke solusi energi terbarukan.
Pada akhir 2023, perusahaan semakin memperkuat komitmen lingkungannya untuk menghilangkan penggunaan gas dengan memasang boiler listrik sebagai teknologi pemanas yang lebih berkelanjutan untuk pabriknya. Upaya transformasi tersebut sejalan dengan komitmen keberlanjutan perusahaan, yaitu L'Oréal for the Future dan misi pemerintah Indonesia untuk mempercepat dekarbonisasi industri sebagai bagian integral dari target Net Zero Emission 2060 Indonesia.
Direktur Kimia Hilir yang mewakili Menteri Perindustrian RI, Emmy Suryandari menyatakan, pihaknya mengapresiasi L'Oréal Indonesia atas kepemimpinan strategisnya di industri kecantikan Indonesia untuk memenuhi permintaan produksi pasar domestik dan ekspor, sekaligus menjadi teladan dalam keberlanjutan operasional.
“Transisi L'Oréal ke sumber energi berkelanjutan mencerminkan pendekatan proaktif dalam meningkatkan daya saing Industri, pertumbuhan ekonomi, dan pelestarian lingkungan. Hal ini merupakan sebuah model yang sejalan dengan aspirasi Indonesia untuk sektor industri yang lebih berkelanjutan,” ujar Emmy dalam keterangannya di Cikarang pada 7 Maret 2024.
Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Lautan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Dasrul Chaniago mendorong agar semua pihak mampu mencapai tujuan ambisius menuju Net Zero Emission 2060. Karena itu, upaya kolektif dari sektor industri dalam upaya dekarbonisasi menjadi sangat penting.
Menurut Dasrul, diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak terutama para produsen sektor swasta untuk turut mengadopsi solusi energi terbarukan. Ia mengajak semua pihak bersatu dalam perjalanan transformatif tersebut, memastikan warisan kemakmuran yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.
“Adalah kewajiban semua pemangku kepentingan industri untuk secara aktif mengintegrasikan teknologi rendah karbon dalam kerangka produksi mereka, sehingga memenuhi tanggung jawab kolektif kita sebagai penjaga lingkungan,” kata Dasrul.
Berdasarkan tren konsumen terbaru, terdapat perubahan harapan dan perilaku konsumen yang signifikan terhadap kesadaran akan keberlanjutan lingkungan, di mana 88% dari kalangan muda menyatakan kekhawatiran mendalam tentang perubahan iklim. Lebih lanjut, 94% dari mereka turut mendorong perubahan struktural yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta, dan 82% bahkan bersedia membayar ekstra untuk produk ramah lingkungan. Hal ini menyoroti adanya permintaan pasar yang signifikan untuk pilihan produk yang lebih berkelanjutan.
Presiden Direktur L'Oréal Indonesia, Junaid Murtaza menyatakan, sebagai pelopor industri kecantikan dan gerakan keberlanjutan, L’Oréal antusias menyambut seruan peningkatan kesadaran untuk produk dan praktik yang lebih ramah lingkungan oleh pemerintah maupun konsumen.
Transisi L’Oreal dalam pengadaan 100% energi terbarukan yang dimulai satu dekade lalu dan pemasangan boiler listrik inovatif baru-baru ini tidak hanya menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan tetapi juga menunjukkan peran perintis L'Oréal dalam mendorong industri menjadi lebih berkelanjutan.
“Hari ini kami mengundang semua pemangku kepentingan untuk bergabung merayakan pencapaian ini di pabrik kami yang telah bersertifikasi halal dan merupakan yang terbesar di dunia, di mana pabrik ini menjadi pusat produksi tunggal untuk produk-produk perawatan kulit dan rambut kami di kawasan Asia Tenggara,” kata Junaid.
Dengan kapasitas lebih dari 57% yang dialokasikan untuk ekspor ke 18 negara di seluruh dunia, hal ini menempatkan L’Oreal sebagai grup kosmetik net exporter di Indonesia. “Di L'Oréal, misi kami adalah menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia, dan Indonesia,” ia menambahan.
Pada 2023, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menghilangkan penggunaan gas di pabriknya, L’Oréal Indonesia mengadopsi teknologi inovatif untuk menggantikan bahan bakar tradisional yang menghasilkan emisi karbon seperti biomassa, gas, atau minyak bumi.
Direktur Pabrik L'Oréal Indonesia, Hassan Asif menambahkan, pihaknya telah mengadopsi pendekatan dua arah untuk membatasi jejak karbon, mengurangi emisi dari lokasi industri dengan meningkatkan pengadaan energi terbarukan secara lokal, serta meningkatkan efisiensi energi yang selaras dengan Greenhouse Gas (GHG) Protocol.
“Kami percaya ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan aktivitas kami menghormati Batasan-batasan Planet dan target berbasis sains. Pemasangan boiler listrik dipilih dengan cermat melalui studi mendalam yang dilakukan oleh konsultan keberlanjutan terkemuka, yaitu ENGIE Impact, Tractabel Engineering dan ERM (Environmental Resources Management),” pungkasnya.