Jakarta, Gatra.com - Komunitas Salihara menggelar pameran dengan tajuk Relief Era Bung Karno. Pameran diadakan di dalam Galeri Salihara dari 11 Mei hingga 09 Juni 2024. Pameran ini mengemas topik kesejarahan lewat seni rupa sembari mengajak pengunjung untuk melihat gagasan presiden Soekarno lewat proyek-proyek yang ia kerjakan dengan seniman sezaman dan kedekatannya dengan tokoh-tokoh seni rupa ternama tanah air.
Pada pameran, ada sebuah proyektor yang menampilkan video mengenai relief-relief yang dibangun di era Sukarno. Proyektor tersebut menampilkan salah satunya adalah karya S. Sudjojono yang berjudul Manusia Indonesia yang pernah menjadi bagian dari Bandara Internasional Kemayoran, Jakarta.
Baca Juga: Dunia Fantasi Patricia Piccinini: Chimera dan Refleksi Kehidupan di Museum MACAN
Selain relief di dalam proyektor, ada juga cetak trimatra dari relief di Sarinah dan beberapa dokumentasi mengenai relief lain di era Presiden Sukarno. Kemudian dokumentasi, dan arsip juga ikut ditampilkan di pameran terbaru Komunitas Salihara tersebut.
Lewat arsip ini, publik diajak untuk melihat lagi gambaran tentang sepetak relief yang kini hilang terbobol imbas tidak beroperasinya lagi bandara pertama di Indonesia itu pada 1985. Secara umum, sketsa ini ingin merepresentasikan jati diri bangsa Indonesia di mata dunia melalui figur-figur maupun simbol yang ada di dalam rangkaian relief.
Simbol ini ditandai dengan beberapa pakaian adat, budaya, flora dan fauna, hingga narasi visual gotong royong yang menjadi salah satu pegangan dari masyarakat Indonesia. Melengkapi dokumentasi arsip, ada juga arsip-arsip buku penelitian sejarah seni rupa, khususnya relief, di Indonesia dari masa ke masa.
Pameran ini dibuka pada 11 Mei lalu di Serambi Salihara oleh Pendiri Komunitas Salihara, Goenawan Mohamad dan Kurator Galeri Salihara, Asikin Hasan. Relief Era Bung Karno, katanya, hadir untuk menumbuhkan kembali apresiasi terhadap karya relief sebagai bagian dari tumbuh kembang kesenian modern serta bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Baca Juga: Menyingkap Ego dan Kesadaran di Pameran Agus Suwage dan Nadya Jiwa
Pameran ini pun turut memperkenalkan kepada publik tokoh-tokoh seniman seperti Harijadi Sumadidjaja, S. Sudjojono, Surono, Trubus Soedarsono, dan seniman dari Sanggar Pelukis Rakyat yang begitu dekat hubungan dengan Presiden Sukarno. Hadir pula saat pembukaan pameran, anak dari S. Sudjojono; Maya Sudjojono dan Alexandra Pandanwangi Sudjojono serta anak dari Harijadi Sumadidjaja; Santu Wirono.
Kurator Pameran; Asikin Hasan dan Ibrahim Soetomo menulis tajuk “Wajah Indonesia dalam Pahatan Relief-relief di Masa Mercusuar Soekarno” yang dapat dilihat sesaat pengunjung memasuki galeri. Dalam tulisan tersebut dikatakan,
“Relief-relief modern–demi membedakannya dengan relief yang terdapat di berbagai candi dan pura–berisi nilai-nilai luhur masa lalu, gotong royong, cinta kasih pada sesama, solidaritas, semangat membebaskan Indonesia dari belenggu imperialisme dan seterusnya. Pendek kata–relief-relief tersebut bercerita–segala hal yang berkaitan dengan proyek mercusuar Bung Karno dan kebaikan moralitas Indonesia.”
Saat pembukaan pameran, Asikin Hasan mengatakan bahwa pameran ini diselenggarakan untuk menumbuhkan kembali apresiasi terhadap karya relief Indonesia. Sebagai bagian dari tumbuh kembang kesenian modern serta bangsa, menurutnya, relief jarang diketahui publik dibandingkan karya seni lukis atau patung yang mungkin galib ditemui di beberapa pameran.
"Tujuan eksibisi ini adalah untuk dapat menjangkau pelaku dan penikmat seni generasi baru di Indonesia. Penggunaan media baru ini juga menjadi upaya pengarsipan digital sejarah kesenian modern Indonesia," kata Asikin.