Tambolaka, Gatra.com - Sekitar 2000 massa, warga Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berasal dari empat kabupaten, melakukan aksi protes di Lapangan Galatama, Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Ahad malam (17/3).
Mereka mendesak agar Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mencabut surat pengunduran diri Ratu Wulla dari KPU RI. Karena pengunduran diri Ratu Wulla itu diduga rekayasa, dipaksa mundur, untuk memuluskan calon peraih suara terbanyak di bawahnya.
Angka 73 ribu lilin, sesuai perolehan suaranya pada Pemilu 14 Februari 2024 lalu, juga doa bersama itu untuk mendesak pimpinan Partai NasDem agar menarik kembali surat pengunduran diri Caleg Partai Nasdem Ratu Wulla dari KPU Pusat.
“Kami masyarakat Sumba sangat bersedih dan tidak terima atas pengunduran diri Ratu Wulla yang diduga karena direkayasa dan dipaksa. Jangan kaena mau memuluskan calon lain lalu paksa dia mundur,” kata Koordinator Lapangan (Korlap) aksi 73 Ribu Lilin, Andreas Dadi.
Andreas menyebut, masyarakat Sumba menginginkan agar Ratu Wulla tetap menjadi anggota DPR RI di Senayan untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Sumba. “Kami menginginkan agar Ratu Wulla tetap menjadi anggota DPR RI di Senayan untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Sumba. Karena itu kami pilih dia pada Pemilu 14 Februari 2024 lalu,” jelas Andreas.
Aksi masa pendukung Ratu Wulla itu diisi berbagai aksi diantaranya, selain pembakaran 73 ribu lilin, juga ada pembacaan puisi oleh Pendeta Delmit Natara, Th dan Komunitas Rumah Sunyi serta orasi oleh Martha Kii.
Tampak pula para masa aksi membentangkan sejumlah spanduk yang bertuliskan “Kami Rakyat Sumba Cinta Ibu Ratu Wulla”. Juga ada spanduk yang bertuliskan “ Tolak!!!. Pengunduran Diri Ibu Ratu (Orang Sumba Bukan Boneka).
Seperti diberitakan Gatra.com sebelumnya anggota DPR RI dari partai Nasdem asal NTT, Ratu Wula yang terpilih kembali menjadi anggota DPR RI dapil NTT 2 periode 2024-2029 mendadak mengundurkan diri. Padahal pada Pemilu legislatif 14 Februari 2024 lalu dia memperoleh 76.331 suara lebih tinggi dari mantan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang meraih 65.359 suara.
Dapil NTT 2 meliputi Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Malaka, Belu, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.
Pengunduran diri Ratu Ngadu Bonu Wulla itu disampaikan salah satu saksi Partai Nasdem, saat rapat pleno rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2024 di KPU RI, Selasa (12/3/2024) siang.
Ketua Dewan Pembina Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia (Padma Indonesia), Gabriel Goa menegaskan, terkait pengunduran diri Ratu Wulla dari calon anggota DPR RI Dapil NTT 2, Partai Nasdem sebai peraih suara terbanyak, telah melukai suara rakyat Pemilih yang telah memilihnya.
“Suara rakyat tidak boleh digadaikan untuk memuluskan jalan bagi calon lainnya yang bukan pilihan rakyat, voice of the voiceless Tanah Sumba, NTT,” kata Gabriel Goa.
Gabriel yang juga Ketua Kompak Indonesia mengungkapkan, fakta membuktikan bahwa Partai Nasdem telah kangkangi hak politik kuota perempuan 30%.
“Jelas pengunduran Ratu Wulla , caleg DPR RI dari Partai Nasdem peraih suara terbanyak ini telah mengkangkangi aturan kuota 30 persen. Ratu Wulla sudah berjuang merebut hati rakyat dengan perolehan suara tertinggi kok tiba –tiba mengundurkan diri?” tanya Gabriel.
“Publik pun tahu. Ratu Wulla peraih suara terbanyak ini diduga dipaksa mundur untuk memuluskan calon lain, peraih suara dibawahnya untuk bisa dilantik sebagai anggota DPR RI. Lalu direkayasa ceriteranya bahwa mundur karena ada penugasan partai. Mengapa kalau setelah dilantik baru diminta mundur lalu PAW,” tegas Gabriel.
Anggota KPU RI Agust Mellaz menegaskan pihaknya tidak serta merta menggantikan caleg terpilih Partai Nasdem peraih suara terbanyak dari Dapil NTT 2. “Pengunduran diri Ratu Wulla tidak serta merta langsung digantikan Viktor Bungtilu Laiskodat yang meraih suara terbanyak kedua di antara caleg Partai Nasdem,” kata anggota KPU RI Agust Mellaz ( 13/3).
Menurut Anggota KPU RI Agust Mellaz, pihaknya akan mengkaji lebih dulu terkait mundurnya Ratu Wula dari kontestasi Pileg 2024, karena pihaknya baru sekadar menerima surat dari perwakilan Partai Nasdem.
“Jadi kita tidak sampai kesana (memutuskan). Kebetulan kemarin itu memang saksi dari partai Nasdem menyampaikan surat kepada kami,. Kami harus pelajari dulu ,” kata Agust Mellaz kepada awak media di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (13/3).
Agust menuturkan bahwa KPU tidak langsung merespon surat pengunduran diri tersebut. Ini karena ada mekanisme yang harus dilalui sebelum memutuskannya.
“Kami tidak dalam rangka merespon itu. Kita terima sebagaimana surat yang biasa diajukan ke KPU. Nanti akan ada mekanisme untuk mengkajinya. Saat ini kita fokus untuk rekapitulasi itu saja,” jelas Agust.