Home Hiburan Sepuluh Sandiwara Sastra “Misteri Nusantara” Segera Mengudara

Sepuluh Sandiwara Sastra “Misteri Nusantara” Segera Mengudara

Jakarta, Gatra.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendibudristek) merilis 10 episode drama audio sandiwara sastra bergendre horor dari berbagai daerah di Indonesia bertajuk “Misteri Nusantara” di Jakarta, Senin (30/10).

Kesepuluh sandiwara audio sastra episode kedua yang diangkat dari cerita rakyat (folklore), urban legend, maupun cerita pendek di wilayah Nusantara ini merupakan hasil kolaborasi dengan Titimangsa dan KawanKawan Media. Kesepuluh sandiwara sastra berformat audio itu, yakni:

1. “Perempuan Perkasa” dari daerah Papua.

2. “Kampung Melati dan Hantu Berang-Berang”dari Kalimantan.

3. “Si Manis Jembatan Ancol” dari Jakarta.

4. “Pahlawan” dari Bali.

5. “Bombol dan Babi” dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

6. “Keris” dari Jawa.

7. “Di Tubuh Tara Dalam Rahim Pohon” dari Makassar.

8. “Mimpi Jurai” dari Sumatera.

9. “Sandekala” dari Jawa Barat (Jabar).

10. “Halo Bleki” dari Aceh.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Menristekdikti), Nadiem Makarim, di Kemendikbudristek, Jakarta, mengatakan, sandiwara sastra audio ini bukan hanya karya kreatif namun juga edukasi kepada semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Nadiem menyampaikan, biasanya bahasan mengenai horor itu jauh lebih menarik bagi masyarakat Indonesia. Namun demikian, ini bukan sekadar horor, tetapi juga untuk meningkatkan literasi, khususnya pada cerita-cerita masyarakat di Nusantara.

“Sandiwara ini bukan hanya kreatif tapi juga mengandung unsur-unsur edukasi cerita-cerita Nusantara kepada anak-anak. Seperti kita tahu, cerita serem itu lebih laku,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, sandiwara sastra berformat audio ini dapat melatih imajinasi setiap orang karena pendengar bisa atau bebas berimajinasi untuk membuat tokoh-tokoh hingga suasana yang diceritakan.

“Dengan audio, tanpa adanya visualisasi itu melatih imajinasi jauh lebih besar daripada misalnya menonton video. Di situlah daya imajinasi menjadi terlatih,” katanya. 

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemenristekdikti, Ahmad Mahendra, mengatakan, saat ini sastra menempati posisi penting dalam memajukan kebudayaan dan pembentukan karakter bangsa.

Menurutnya, sandiwara sastra bukan hanya menjadi sebuah karya seni dan inovasi, tetapi juga merupakan upaya untuk mengangkat literasi. “Melalui tokoh-tokoh dalam karya sastra, masyarakat dapat mengenal lebih dekat sifat kemanusiaan,” katanya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, ini juga merupakan suatu upaya pihaknya mendekatkan sastra kepada masyarakat. Selain itu, ini juga merupakan gerakan untuk menambah kecintaan terhadap sastra di kalangan generasi muda.

Mendikbudristek, Nadiem Makarim, berbincang dengan salah satu produser 10 sandiwarara sastra bertajuk "Misteri Nusantara" di Kemendikbudristek, Jakarta, Senin (30/10/2023). (GATRA/Ist)

Kesepuluh karya sandiwara sastra ini disutradarai oleh Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga. Adapun penulisnya adalah sastrawan kenamaan Indonesia dari Papua, hingga Aceh. Materinya juga mengangkat kearifan lokal berbagai daerah.

Para sastrawannya adalah Aprila R. Wayar, Kurnia Effendi, Putu Wijaya, Mario F. Lawi, Fasial Oddang dan Feby Indirani, Risa Saraswati, Ilya Sigma dan Presiesnanda Dwisatria, Hasan Aspahani dan Ali Sadli Salim, Guntur Alam, dan Azhari Aiyub.

Joned mengatakan, penyutradaraan setiap episodenya berbeda-beda karena mempertimbangkan nilai lokal yang disampaikan para penulis. Berbagai ragam cerita ini diharapkan memberikan pengalaman dan pengetahuan baru tentang cerita misteri Nusantara.

“Sebagai misteri pada setiap episode di musim [kedua] ini, juga menawarkan paradoks. Mereka terlihat berkabut dan samar,” ujarnya.

Namun ketika masuk ke dalam ceritanya, lanjut Joned melalui video conference, justru pendengar akan mendapati nilai-nilai baru yang selama ini tidak nampak dari karakter manusia jejadian, hantu, gedung tua, hingga kesaktian turun-temurun.

Herliana Sinaga mengatakan, sandiwara sastra, audio menjadi sarana yang menantang saat mengembangkan dialog tokoh, deskripsi cerita, suasana dan latar hingga unsur lainnya.

“Hal ini menarik untuk digali karena efek imajinasi yang dihadirkan audio selalu berbeda bagi setiap pendengar,” katanya.

Adapun produser ke-10 sandiwara sastra ini, adalah Happy Salma, Yulia Evina Bhara, dan Pradetya Novitri. Sedangkan untuk tata musik dan efeknya digarap oleh Tesla Manaf Effendi dan disunting oleh Pramudya Adhy Wardana.

Selain itu, ke-10 episode sandiwara sastra ini dibubuhi lagu tema berjudul “Niscaya” karya Rara Sekar yang khusus diciptakan untuk program ini. Sedangkan pengantar ceritanya ditulis aktor kenamaan Nicholas Saputra.

Happy Salma menyampaikan, pihaknya mulai menggarap Sandiwara Sastra Musim Kedua bertajuk “Misteri Nusantara” ini sejak tahun 2021. Sandiwara sastra ini bukan hanya menceritakan sesuatu yang tidak terlihat.

“Kita ingin memberikan pilihan bahwa setiap daerah memiliki anekaragam cara untuk menghadapi sebuah persoalan yang terjadi di sekitarnya,” kata Happy Salma.

Adapun para pemain atau pengisi suara dalam Sandiwara Satra Musim Kedua ini, di antaranya para pengisi suara legendaris sandiwara radio di era 90-an, yakni Ferry Fadli dan Ivonne Rose.

Kemudian, ada Chelsea Islan, Raline Shah, Mercella Zalianty, Landung Simatupang, Ratna Riantiarno, Elly Lutan, Maudy Koesnaedi, Widi Mulia, Nova Eliza, Rangga Riantiarno, Nugie, Aming, Dewi Gita, Nicholas Saputra, Kevin Ardilova, Widuri Puteri Sasano, Nowela Mikhella, Kristo Immanuel, Yudi Ahmad Tajudin, Dimas Danang, Yustiansyah Lesmana, Sal Priadi, Linda Tagie, Akiva Sardi, Jong Santiasa, Aisha Nurra Datau, dan Agra Svarnabhumi.

Happy Salma menyampaikan, Sandiwara Sastra Musim Kedua “Misteri Nusantara” yang terdiri dari 10 judul di atas untuk semua usia dan akan tayang pada siniar Spotify @budayakita mulai 3 November 2023.

120