Home Pendidikan NU Circle Bertekad Terus Menggelar Tadris Matematika

NU Circle Bertekad Terus Menggelar Tadris Matematika

Jakarta, Gatra.com – Wakil Ketua Nusantara Utama Cita (NU Circle), Ahmad Rizali, mengatakan, pihaknya akan terus menggelar Program Tadris Matematika. Ini untuk memastikan anak Indonesia mampu bernalar lebih baik sehingga di masa depan bisa lebih produktif serta untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045.

Ahmad Rizali dalam keterangan pers diterima pada Minggu (18/2), menyampaikan, akan terus menggulirkan program tersebut karena saat ini kompetensi numerasi anak Indonesia masih sangat buruk.

“Implikasinya adalah angka Human Capital Index (HCI) Indonesia juga ikut buruk. Jika ini dibiarkan, capaian Indonesia Emas hanya omong kosong,” katanya.

Menurut dia, masyarakat harus bergerak melakukan inisiatif perbaikan. NUC melalui Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka) telah melakukannya.

Ia dalam acara pelatihan Tadris Matematika yang dihelat NU Circle bersama Dinas Pendidikan Kota Kediri, Jawa Timur (Jatim) pada Sabtu (17/2), lebih lanjut menyampaikan, angka HCI Indonesia harus baik.

Saat ini angkanya hanya 54%. Caranya, pemerintah harus membuat payung hukum secara nasional untuk mempercepat peningkatan mutu pendidikan dasar.

“Selain gerakan masyarakat secara nasional, pemerintah punya peran penting yaitu membuat regulasi semacam Perpres Percepatan Peningkatan Mutu Pendidikan (Dasar),” kata dia.

Ia menilai cara ini akan menggerakkan banyak pihak dan seluruh institusi untuk memperhatikan kualitas pendidikan dasar di setiap wilayah di Indonesia secara terstruktur sistematis dan masif.

Kepada Kota Kediri, Ahmad Rizali meminta Wali Kota Kediri dan Dinas Pendidikan Kota Kediri melakukan sinergi lima pihak atau Pentahelix. Sinergi melibatkan korporasi di Kediri seperti Djarum Foundation, universitas, dan media massa.

“Dengan sinergi Pentahelix, kami yakin gerakan mencerdaskan anak-anak Indonesia dapat lebih efektif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Pelatihan numerasi bagi guru SD dan MI ini bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam membangun strategi pembelajaran matematika secara lebih bernalar, kontekstual, sederhana, dan mendasar.

Sedikitnya 50 guru SD/MI di Kota Kediri akan dilatih selama 6 hari yang dilaksanakan dua gelombang. Gelombang pertama pelatihan dilaksanakan selama tiga hari dan gelombang kedua tiga hari. Proses pelatihan dalam sehari akan memakan waktu selama minimal 6 jam efektif.

“Saya berharap guru-guru peserta pelatihan ini betul-betul dapat memahami strategi pembelajaran ala Gernas Tastaka sehingga pembelajaran matematika di kelas akan lebih bernalar, kontekstual, sederhana, dan mendasar,” kata M. Anang Kurniawan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, dalam pembukaan Tadris Matematika yang digelar di Aula Disdik Kota Kediri, Sabtu (17/2).

Seperti halnya pelatihan di Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat di Sumatera Selatan, Anang meminta Kota Kediri juga mendapatkan pelatihan yang sama. “Termasuk binbingan khusus melalui coaching intensif dan Festival Hasil Belajar. Harapan kami, Kota Kediri memiliki guru-guru matematika yang hebat dan siswa yang cerdas,” ujarnya.

Atas dukungan PT Paragon, Program Tadris Matematika NU Circle ini telah dilaksanakan selama tiga tahun. Fokus gerakan Tadris Matematika mengedukasi guru madrasah ibtidaiyah (MI) di pondok pesantren dan di lingkungan Kanwil Kementerian Agama serta Dinas Pendidikan di berbagai daerah.

Dampak terbesar dari gerakan Tadris Matematika adalah membangun kompetensi guru MI/SD agar mampu membangun siswa siswi yang lebih bisa berpikir dan bernalar melalui kompetensi matematika.

37