Home Makro Nilai Impor Indonesia Januari–Oktober 2021 Capai US$155,51 Miliar

Nilai Impor Indonesia Januari–Oktober 2021 Capai US$155,51 Miliar

Jakarta, Gatra.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor Indonesia pada bulan Oktober 2021 mencapai US$16,29 miliar. Jumlah ini naik 0,36% dibandingkan catatan impor bulan September yang sebanyak US$16,23 miliar.

Secara rinci, impor nonmigas Oktober 2021 tercatat sebesar US$14,39 miliar atau naik 0,19% dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$14,37 miliar. Adapun impor migas Oktober 2021 punya nilai US$1,9 miliar atau meningkat 1,68% dibandingkan September 2021.

“Menurut penggunaan barang, struktur impor Indonesia pada Oktober 2021, mayoritas berupa bahan baku atau penolong yaitu sebanyak US$12,31 miliar (75.55%). Selain itu, terdapat barang modal sejumlah US$2,39 miliar (14,69%) dan barang konsumsi US$1,59 (9,76%),” kata Kepala BPS, Margo Yuwono, Senin (15/11).

Menurut Margo, hal ini menunjukkan indikasi yang baik bagi perekonomian nasional. Sebab, data tersebut menandakan bahwa permintaan bahan baku atau penolong dan barang modal di sektor ekonomi makin tinggi guna menunjang aktivitas produksi di bulan Oktober 2021.

Margo menjabarkan, impor nonmigas Indonesia Oktober 2021 didominasi oleh golongan mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya US$2,22 miliar (15,4%). Kemudian, ada mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya US$1,66 miliar (11,54%), serta besi dan baja US$1,17 miliar (8,14%).

Berdasarkan catatan BPS, nilai impor kumulatif Indonesia selama Januari–Oktober 2021 mencapai US$155,51 miliar. Besaran itu meningkat US$41,04 miliar (35,86%) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$114,47 miliar.

“Peningkatan tersebut disebabkan oleh bertambahnya impor migas US$7,44 miliar (63,61%) dan impor nonmigas US$33,61 miliar (32,7%). Kenaikan nilai impor migas dipicu oleh lonjakan impor minyak mentah US$2,36 miliar, hasil minyak US$3,97, dan gas US$1,11 miliar,” tambahnya.

Secara kumulatif, struktur impor Indonesia selama Januari–Oktober 2021 didominasi oleh golongan bahan baku atau penolong senilai US$117,42 miliar (75,51%). Selanjutnya, impor barang modal sebesar US$22,4 miliar (14,4%) dan impor barang konsumsi US$15,7 miliar (10,09%).

429