Home Makro BI Sebut Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Tetap Terjaga

BI Sebut Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Tetap Terjaga

Labuan Bajo, Gatra.com- Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Erwindo Kolopaking mengatakan bahwa aliran modal ke negara berkembang lebih selektif dan tekanan nilai tukar negara berkembang meningkat. "Berbagai perkembangan terkini perekonomian global semakin menaikkan ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong aliran modal ke negara berkembang lebih selektif," katanya dalam Media Gatheringnya di Hotel Ayana, Labuan Bajo, Sabtu (9/9).

Ia menjelaskan, tekanan nilai tukar di negara berkembang meningkat, sehingga memerlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi risiko rambatan global tersebut, termasuk di Indonesia. Meski demikian, BI memperkirakan stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga meski nilai tukar rupiah sempat melemah.

Erwindo menjelaskan bahwa peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan nilai tukar Rupiah pada akhir Agustus 2023 secara point-to-point melemah sebesar 0,98% dibandingkan dengan akhir Juli 2023. Padahal secara year-to-date, nilai tukar Rupiah menguat 2,22% dari level akhir Desember 2022, lebih baik dibandingkan dengan nilai tukar mata uang berkembang lainnya seperti Rupee India, Baht Thailand, dan Peso Filipina yang masing-masing mengalami depresiasi sebesar 0,06%, 1,06%, dan 1,54%.

Baca juga: Meski Inflasi Baik, Ini Tantangan Harus Diwaspadai

"Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, inflasi yang rendah, dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik," jelas Erwindo.

Menurut dia, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas, efektivitas implementasi instrumen penempatan valas DHE SDA. Hal ini sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023, serta penerbitan instrumen OM yang pro-market untuk mendukung pendalaman pasar uang
dan mendorong masuknya aliran portofolio asing.

Selain itu, Erwindo memaparkan bahwa BI juga meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada 2024. "Tekanan Inflasi terus menurun dan semakin terkendali," ujarnya. Sebagai informasi, inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) pada Agustus 2023 tercatat deflasi 0,02% (mtm) sehingga secara tahunan mengalami inflasi 3,27% (yoy).

Baca juga: Di tengah Gejolak Global, Fundamental Domestik Indonesia Masih Kuat

Adapun inflasi inti tercatat sebesar 2,18% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,43% (yoy). Hal ini, menurutnya, sejalan dengan permintaan yang terkelola, ekspektasi inflasi yang terjaga, serta imported inflation yang rendah.

Kelompok volatile food mengalami inflasi 2,42% (yoy), tetap terkendali sejalan dengan kesuksesan GNPIP di berbagai daerah. Inflasi kelompok administered prices terus menurun menjadi 8,05% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 8,42% (yoy).

"Rendahnya inflasi sebagai hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam TPIP dan TPID," pungkas Erwindo.

38