Home Pendidikan Pengenalan Metode Pembelajaran Al-Qur'an Bahasa Isyarat Terus Digencarkan

Pengenalan Metode Pembelajaran Al-Qur'an Bahasa Isyarat Terus Digencarkan

Jakarta, Gatra.com - Pengenalan metode pengajaran Al-Qur'an berbasis bahasa isyarat terus digencarkan sebagai langkah penting dalam mendukung inklusi dan kemajuan bagi kalangan disabilitas.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI memfasilitas pelatihan belajar Al-Qur’an Bahasa Isyarat selama dua hari di Kampus Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada 20-21 Desember 2023.

Pimpinan BAZNAS RI Bidang Koordinasi Nasional, KH. Achmad Sudrajat menjelaskan pentingnya inisiatif pelatihan tersebut dalam menjangkau dan memberikan hak-hak yang seharusnya dimiliki oleh sekitar 2-3 jutaan kaum disabilitas di Indonesia.

"Kewajiban kita dalam berdakwah adalah mengajak mereka untuk mendapatkan hak mereka. Namun, tidak semua orang memiliki keterampilan untuk mengajar teman-teman disabilitas. Oleh karena itu, perlu disediakan fasilitas pelatihan (Training of Trainers/TOT),” kata Kiai Achmad Sudrajat dalam keterangannya, Kamis (21/12).

Kiai Achmad Sudrajat berharap, pelatihan tersebut dapat menjadi contoh di 34 provinsi sebagai langkah awal, diikuti dengan peserta TOT nasional yang akan dikembalikan ke daerah-daerah agar mereka dapat mendampingi dan berperan dalam membawa kemuliaan Al-Qur’an.

“Kegiatan yang juga didukung Sedekah Konsumen Alfamart ini merupakan bagian dari Program ToT Pengajar Al-Quran Bahasa Isyarat bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara di 34 Provinsi yang digulirkan BAZNAS RI sejak September 2023 kemarin,” ungkapnya.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada konsumen Alfamart yang telah berkontribusi dalam bersedekah sehingga fasilitas Pelatihan Belajar Al-Qur'an bisa terselenggara dengan baik," lanjutnya.

Dia mengungkapkan, para peserta pelatihan belajar Al-Qur'an Bahasa Isyarat antara lain guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Luar Biasa (SLB), guru madrasah inklusi berbagai daerah, serta guru Al-Qur'an Ponpes Tahfidz BAZIS DKI Jakarta.

Tujuannya, lanjut dia, mempersiapkan pengajar kompeten, memfasilitasi akses pendidikan Al-Quran bagi penyandang disabilitas sensorik, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keberadaan dan kebutuhan penyandang disabilitas sensorik dalam mendapat akses pendidikan agama.

Untuk mendukung program itu, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Balitbang Diklat Kemenag RI telah memproduksi Mushaf Al-Qur’an Bahasa Isyarat.

Mushaf ini bertujuan memberikan afirmasi layanan keagamaan kepada teman-teman disabilitas. Mushaf ini ada pertama kali di Indonesia, bahkan dunia.

Pada kesempatan yang sama, Rektor IIQ, Nadjematul Faizah menegaskan pentingnya inklusi (kegiatan mengajar siswa dengan kebutuhan khusus pada kelas reguler) dalam pendidikan tinggi. Katanya, IIQ telah membuka mata kuliah Busarah (Bahasa Isyarat) kepada disabilitas.

“Inklusi sudah ada Undang-Undang Dasar, sehingga kami merasa perlu menyelenggarakan kegiatan ini bukan hanya di tingkat sekolah menengah ke bawah, tetapi juga di perguruan tinggi,” kata Faizah.

Dia mengimbuhkan, “Kami memiliki kesempatan untuk menyelenggarakan kegiatan ini karena IIQ merupakan gabungan antara pendidikan tinggi dan pesantren. Setelah acara ini, akan ada implementasi selama lima bulan yang akan didampingi secara intensif."

Faizah juga mengungkapkan, ilmu yang diajarkan oleh Ida Zulfiyah, salah satu pengajar Al-Qur’an Bahasa Isyarat, telah berkembang dalam bahasa isyarat bagi disabilitas tuna rungu.

"Ini tidak mengurangi kewajiban mereka dalam beribadah dan membaca Al-Qur’an. Dengan ilmu ini, mereka juga merasa bahwa mereka bisa berpartisipasi. Oleh karena itu, kita yang bukan disabilitas tidak boleh menyia-nyiakan waktu,” katanya.

“Semoga apa yang kita lakukan hari ini juga menjadi bagian dari ibadah, di mana BAZNAS ikut serta berkontribusi dalam mengedukasi seluruh rakyat Indonesia, baik yang fabel maupun disabilitas," tambahnya.

155