Home Pemilu 2024 Squad Zul-Rohmi Dinilai Paling Siap di Pilgub NTB

Squad Zul-Rohmi Dinilai Paling Siap di Pilgub NTB

Mataram, Gatra.com - Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), baik gubernur, bupati wali kota se-Nusa Tenggara Barat (NTB) tinggal menunggu waktu. Khusus Pilkada NTB, pasangan Zul-Rohmi jilid dua kembali mengemuka dan dinilai sebagai pasangan yang paling siap menghadapi Pilkada November 2024 mendatanng.

Meski demikian, banyak juga penantang baru yang mulai bermunculan dan diprediksi akan menjadi lawan tanding yang sepadan untuk Gubernur-Wakil Gubernur periode Zulkieflimansyah-Rohmi Djalilah.

Pengamat politik dan kebijakan publik NTB, Bambang Mei Finarwanto, menilai, petahana itu memiliki keuntungan yang signifikan dalam konteks pemilihan, karena mereka telah memiliki pengalaman dalam memimpin dan memiliki rekam jejak yang bisa dinilai oleh pemilih.

“Ya kita akui memang sejumlah pihak kini memang mulai menarik-narik figur Sitti Rohmi Djalilah untuk menjadi pasangannya dalam Pilkada NTB. Misalnya muncul di publik opsi duet pasangan Penjabat Gubernur NTB saat ini HL Gita Ariadi dengan Rohmi Djalilah. Dan ini sebagai suatu hal yang sah-sah saja dalam politik,” tukas Bambang di Mataram pada pekan ini.

Menurutnya, orang akan mematut-matutkan dirinya dengan figur seperti Rohmi Djalilah. Apalagi Ummi Rohmi --sapaan akrab Rohmi Djalilah--, merupakan representasi NWDI, salah satu organisasi massa Islam terbesar di NTB.

Meski begitu banyak yang meyakini skuad Zul-Rohmi tidak akan pecah kongsi. Justru sebaliknya, skuad Zul-Rohmi Jilid II dinilai akan melenggang dalam perhelatan Pilgub NTB yang akan digelar serentak dengan pemilihan bupati dan wali kota di seluruh NTB pada akhir tahun mendatang.

Ia berpandangan, perolehan 8 kursi Partai Keadilan Sejahtera di DPRD NTB yang merupakan partai tempat Zulkieflimansyah bernaung dan perolehan 3 kursi Partai Perindo yang merupakan perahu politik organisasi massa Islam NWDI tempat Rohmi berkhidmat, masih belum mencukupi untuk mengusung calon dalam Pilgub NTB.

Meski demikian, dukungan syarat minimal 20 persen kursi di DPRD sebagai syarat ambang batas pencalonan kandidat di Pilkada, disebut Didu hanya soal waktu untuk mampu terpenuhi.

”Bagi partai politik, petahana itu selalu memiliki daya tarik tersendiri. Itu sebabnya partai politik akan lebih cenderung mendukung petahana karena mereka telah membuktikan diri sebagai kandidat yang dapat memenangkan pemilihan sebelumnya,” ungkap dia.

Ia mengatakan, umumnya partai politik ingin menang. Nah, petahana yang telah berhasil dalam masa jabatannya, baik dalam hal pertumbuhan ekonomi, peningkatan infrastruktur, peningkatan layanan publik, atau pencapaian lainnya, maka pemilih cenderung memberikan dukungan lebih lanjut kepada mereka.

Prestasi dan rekam jejak positif petahana akan meyakinkan pemilih bahwa mempertahankan status quo adalah pilihan terbaik bagi keberlanjutan pembangunan daerah.

”Petahana juga sering memiliki keunggulan dalam hal pengenalan nama dan identifikasi dengan pemilih," kata dia.

Makanya, lanjut pemilih akan lebih akrab dengan nama petahana dibandingkan dengan calon yang baru. Pengenalan nama dan reputasi yang sudah mapan, dengan sendirinya dapat membantu dalam mengumpulkan dukungan dan memperoleh suara dalam pemilihan,” tandasnya.

185