Home Ekonomi Kesuksesan Rumah Coklat Tak Lepas dari Kegigihan Warga Desa Lung Anai dan Suku Dayak

Kesuksesan Rumah Coklat Tak Lepas dari Kegigihan Warga Desa Lung Anai dan Suku Dayak

Jakarta, Gatra.com – Keberhasilan Rumah Cokelat Lung Anai tak lepas dari kegigihan warga Desa Lung Anai, Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) dalam mengembangkan dan memberdayakan tanaman kakao.

Manager External Relation & Community Development PT Multi Harapan Utama (MHU), Yonathan Bagus, dalam keterangan pers, Jumat (5/4), menyampaikan, warga setempat yang mayoritas merupakan suku Dayak mengolah bahan mentah kakao menjadi cokelat batangan dan cokelat kemasan dengan cita rasa premium.

Rumah Cokelat Lung Anai menjadi ikon industri lokal dengan menghasilkan produk cokelat berkualitas tinggi dan telah bersertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) pada Selasa (2/4).

Yonathan menyampaikan, pecinta cokelat kini dapat menikmati kelezatan cokelat khas bumi Borneo dari Desa Lung Anai yang terjamin kualitas dan cita rasanya.

“Cokelat hasil olahan mereka sudah resmi mendapatkan Sertifikat Halal dari BPJPH Kementerian Agama Republik Indonesia,” kata Yonathan.

Rumah Cokelat Lung Anai bukan hanya menghadirkan produk cokelat berkualitas dan halal, tetapi juga turut berkontribusi dalam pengembangan ekonomi masyarakat setempat. Program binaan yang diinisiasi oleh MHU ini membuka peluang kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar Lung Anai.

Bantuan yang diberikan oleh MHU meliputi berbagai hal, seperti dukungan perbaikan fasilitas produksi. Bangunan rumah cokelat yang sebelumnya terkesan sederhana kini dikembangkan menjadi sebuah tempat produksi yang lebih modern dan fungsional, sesuai dengan standar keamanan dan sanitasi yang diperlukan.

MHU turut memberikan bantuan pengembangan sumber daya manusia dengan menyelenggarakan berbagai pelatihan dan workshop bagi karyawan Rumah Cokelat, mulai dari manajemen usaha hingga teknik pengolahan cokelat yang lebih baik.

Menurut Yonathan, langkah tersebut diharapkan ?akan meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk, serta membantu membuka peluang kerja baru bagi masyarakat desa.

“Untuk mengembangkan pemasaran dan distribusi produk Rumah Cokelat, kami turut membantu memperluas pasar produk cokelat olahan Desa Lung Anai, baik di tingkat lokal maupun nasional,” ujarnya.

Semangat gotong royong dan kerja sama yang erat antara MHU, masyarakat, pemerintah setempat dan beberapa pihak lain, lanjut dia, Rumah Cokelat Lung Anai diharapkan akan terus menjadi sumber kebanggaan dan daya tarik bagi daerah ini, serta memberikan dampak positif yang nyata bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Potensi Rumah Cokelat di Desa Lung Anai sangatlah besar dan beragam, mencakup berbagai aspek di antaranya pariwisata. Rumah Cokelat telah menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

“Dengan lokasinya yang unik di tepi Sungai Mahakam dan desainnya yang khas, Rumah Cokelat menawarkan pengalaman wisata yang berbeda dan menarik,” katanya.

Kemudian, meningkatkan ekonomi lokal. Produksi dan penjualan produk cokelat di Rumah Cokelat menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat Desa Lung Anai. Hal ini membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal serta membuka peluang kerja bagi penduduk setempat.

Selanjutnya, pengembangan produk. Rumah Cokelat menjadi pusat pengembangan dan promosi produk-produk cokelat lokal. Melalui kerja sama antara penduduk setempat dan pihak terkait, berbagai inovasi dalam pembuatan produk cokelat dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan daya saing pasar.

“Pendidikan dan pelatihan. Rumah Cokelat juga berperan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat sekitar maupun pengunjung yang tertarik untuk belajar tentang proses pembuatan cokelat,” ujarnya.

Yonathan lebih lanjut menyampaikan, ini menciptakan kesempatan untuk transfer pengetahuan dan keterampilan serta membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian tradisi lokal.

Promosi budaya. Selain sebagai tempat pembuatan dan penjualan produk cokelat, Rumah Cokelat juga menjadi wadah untuk mempromosikan budaya lokal, termasuk seni, kerajinan, dan tradisi masyarakat Desa Lung Anai.

“Ini membantu memperkuat identitas budaya mereka dan menjaga keberlanjutan warisan budaya yang berharga,” ujarnya.

Dengan potensi yang dimilikinya, Rumah Cokelat Desa Lung Anai tidak hanya menjadi pusat kegiatan ekonomi, tetapi juga menjadi simbol penting bagi pembangunan berkelanjutan, pelestarian budaya, dan pengembangan pariwisata di daerah tersebut.

Ketika memasuki Rumah Cokelat, aroma manis dari cokelat segar menyambut pengunjung dengan hangat. Di dalam, terdapat berbagai produk cokelat lokal yang dibuat secara tradisional oleh penduduk setempat.

“Mulai dari cokelat batangan, cokelat bubuk, hingga kue-kue cokelat yang lezat, semuanya diproduksi dengan cinta dan keahlian yang telah diturunkan dari generasi ke generasi,” ujarnya.

Penduduk desa Lung Anai menceritakan bahwa keunikan Rumah Cokelat ini bermula dari upaya mereka untuk mengembangkan potensi alam yang melimpah di sekitarnya.

Cokelat adalah komoditas yang melimpah di daerah ini, namun mereka ingin menghadirkan sesuatu yang lebih dari sekadar biji cokelat mentah. Dengan kreativitas dan semangat wirausaha, mereka berhasil menciptakan tempat ini sebagai destinasi wisata yang menarik minat wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Tidak hanya sebagai tempat untuk menikmati dan membeli produk cokelat berkualitas tinggi, Rumah Cokelat juga menjadi pusat pembelajaran bagi para pengunjung.

Mereka dapat belajar tentang proses pembuatan cokelat mulai dari biji hingga menjadi produk jadi, serta berpartisipasi dalam berbagai workshop dan kegiatan yang diselenggarakan di sini.

Rumah Cokelat bukan hanya sekadar tempat untuk menikmati makanan manis, tetapi juga merupakan cermin dari semangat gotong royong dan kearifan lokal masyarakat Desa Lung Anai.

Menurutnya, dengan menggabungkan warisan budaya mereka dengan potensi alam yang melimpah, mereka telah menciptakan sesuatu yang tak ternilai harganya. Ini sebuah pengalaman yang memanjakan lidah sambil merasakan kehangatan keramahan lokal.

34