Home Ekonomi UMKM Pekalongan Ungkap Strategi 40% Omzetnya Tembus Pasar Ekspor

UMKM Pekalongan Ungkap Strategi 40% Omzetnya Tembus Pasar Ekspor

Pekalongan, Gatra.com - Muhammad Arifin yang akrab dipanggil Arifin merupakan seorang penjual batik, asal Buaran, Pekalongan, Jawa Tengah. Dia memulai bisnisnya di tahun 2019 di salah satu platfom belanja online, dan memberikan nama ‘Arka Collection99’ pada usahanya yang awalnya hanya menerima 1-2 pesanan per hari.

Pengguna platform e-commerce ini mengungkapkan bahwa hingga akhir 2023, lebih dari 26 juta produk lokal berhasil diekspor sejak tahun 2019 lalu.

Sejak berjualan laris, Arifin kini mampu melayani puluhan, bahkan ratusan pesanan per harinya. Tidak hanya itu, kemeja batik buatannya juga telah berhasil terjual ke luar negeri hingga ratusan produk per bulannya.

“Sebelumnya tidak pernah berpikir bisa ekspor, karena pasti harus menghadapi banyak tantangan mulai dari pemasaran hingga logistik pengiriman. Tapi dengan program dan kemudahan yang ditawarkan dapat mengirimkan produk ke Singapura danbisa semudah mengirimkan produk ke kota lain di Indonesia," ujar Arifin.

"Kini, 35-40% dari omzet bulanan kami berasal dari pesanan ekspor di Malaysia dan Singapura,” ungkap Arifin.

Pemuda 32 tahun yang pernah berprofesi sebagai karyawan pabrik ini pun membagikan tiga tips jitu bagi UMKM lokal agar bisa menembus pasar ekspor.

Pertama, perhatikan dan jaga kualitas produk. Arifin menekankan pentingnya kualitas produk dan quality control untuk dapat membangun kepercayaan pelanggan sekaligus meningkatkan daya saing. UMKM dapat mengembangkan produk yang unik sekaligus berkualitas, untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Sementara itu, quality control juga diperlukan untuk memastikan produk yang dijual dapat memberi kepuasan bagi pelanggan dan membangun reputasi yang baik bagi bisnis.

“Meskipun harga produk Arka Collection99 sangat terjangkau, tapi saya selalu memperhatikan kualitasnya. Kualitas produk menjadi sangat penting agar bisnis saya ini dapat selalu memenuhi standar dan harapan para pelanggan kami baik di dalam maupun luar negeri,” jelas Arifin.

Kedua, kenali preferensi pelanggan di tiap negara dan lihat peluang. Arifin menilai pelanggan di tiap negara memiliki preferensi yang berbeda.

Mengenali karakter dan kebutuhan pelanggan di negara yang ingin dituju adalah hal yang juga wajib diperhatikan oleh UMKM yang ingin melakukan ekspor. Sehingga, bisnis dapat membuat program kampanye maupun promosi yang lebih tepat sasaran dan dapat mengoptimalkan potensi penjualan.

“Saya awalnya belum tahu target konsumen bisnis saya seperti apa. Tapi setelah beberapa produk saya laku terjual, saya jadi paham, kalau di Malaysia dan Singapura itu, mereka lebih suka kemeja batik yang berwarna hitam," bebernya.

“Saya buat strategi bundling kemeja batik hitam dan produk lainnya, agar penjualan produk saya yang lain juga meningkat. Data ini terlihat dari dashboard di Seller Center yang memberikan analisa data penjualan secara komprehensif,” tambah Arifin.

Ketiga, investasi pada iklan secara cermat. Arifin mengatakan iklan adalah hal yang patut diperhatikan dalam mencapai kesuksesan ekspor.

Menurut Arifin, berinvestasi di iklan akan membantu meningkatkan visibilitas dan menambah eksposur produk kepada calon konsumen. Melalui iklan yang strategis dan efektif, UMKM dapat menarik perhatian lebih banyak pelanggan potensial, yang bisa berdampak pada peningkatan penjualan produk UMKM di pasar global.

"Alhamdulillah, kunjungan ke toko saya meningkat dan penjualan saya jadi ramai terus. Untuk rata-rata per bulan mungkin bisa hampir 200 pesanan hanya untuk Malaysia saja, dan di bulan-bulan tertentu bisa meningkat sampai dua kali lipat,” lanjut Arifin.

17