Home Regional Ziarah Makam RA Kartini, Kader Perempuan PDIP Berharap Ikuti Jejak Kartini

Ziarah Makam RA Kartini, Kader Perempuan PDIP Berharap Ikuti Jejak Kartini

Blora, Gatra.com -  Para kader perempuan PDIP mendeklarasikan pernyataan sikap usai acara tahlil dan ziarah ke Makam RA Kartini di Desa Bulu Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (20/4) malam.

Pembacaan pernyataan sikap dipimpin Ketua DPP PDIP Bidang Kesehatan, Perempuan, dan Anak, Sri Rahayu yang diikuti ratusan aktivis perempuan dan kader perempuan PDI Perjuangan dari 7 Kabupaten eks-Karesidenan Pati.

“Hari ini, kita segenap rakyat Indonesia, khususnya kaum perempuan, merayakan, mengenangkan lahirnya seorang konseptor, pelopor, peletak dasar fondasi nasional bagi persamaan hak untuk perempuan Indonesia, yaitu Kartini. Sosok yan menghadirkan terang bagi perempuan Indonesia. Jadi, kita memaknai peringatan ini sebagai momen perenungan gagasan Kartini di masa hidupnya, dan jadi inspirasi untuk realitas kehidupan kita saat ini,” kata Sri Rahayu.

Sri Rahayu yang akrab disapa Yayuk berharap melalui kegiatan ziarah ini, kader-kader perempuan PDIP bisa mengikuti jejak perjuangan Kartini. Sosok Kartini telah memberikan banyak inspirasi bagi kaum perempuan indonesia.

"Harapannya melalui kegiatan malam ini, kader perempuan PDIP bisa terus berjuang untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi negara. Kartini menjadi inspirasi kami untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia," jelasnya.

Yayuk mengatakan Kartini tidak hanya memelopori emansipasi perempuan. Tapi, lebih jauh dari itu, memelopori emansipasi manusia, emansipasi bangsa.
Indonesia baru saja melewati pemilihan legislatif dan pemilihan presiden yang dilaksanakan bersamaan pada 14 Februari 2024 lalu yang masih menyisakan sekian persoalan, yang hingga saat ini masih dilangsungkan persidangan di Mahkamah Konstitusi. 

Atas hal ini, Ibu Megawati Soekarno Putri menyampaikan Amicus Curiae menjelang putusan perselisihan hasil pemilihan umum 2024.

“Rakyat Indonesia yang tercinta, marilah kita berdoa semoga ketuk palu Mahkamah Konstitusi bukan merupakan palu godam melainkan palu emas. Seperti kata Ibu Kartini pada tahun 1911, 'habis gelap terbitlah terang', sehingga fajar demokrasi yang telah kita perjuangkan dari dulu timbul kembali dan akan diingat terus menerus oleh generasi bangsa Indonesia,” ujarnya.

34