Home Internasional Konflik Suriah, Satu Keluarga Kabur ke Ladang dari Serangan di Idlib

Konflik Suriah, Satu Keluarga Kabur ke Ladang dari Serangan di Idlib

Atmeh, Gatra.com - Ali Al-Ahmed (25) dan keluarganya melarikan diri dengan berjalan kaki melalui ladang ketika serangan bom oleh tentara Suriah dan sekutu Rusia mulai menghujani rumah mereka di Suriah Barat Laut. Beruntung mereka lolos dari serangan besar tersebut.

“Pada dini hari, artileri berhenti. Kemudian, pesawat tempur dan helikopter keluar,” kata Ahmed yang bekerja sebagai seorang petani, sambil mengingat waktu terakhirnya di Desa Habeet yang ia tinggalkan bersama keluarganya.

Karena panik, keluarga itu sempat tersebar dan dipersatukan kembali di tempat penampungan sementara yang terletak di kebun zaitun dekat perbatasan dengan Turki. Di penampungan, mereka bersama 180.000 orang yang dicopot oleh eskalasi militer.

Dilansir Reuters, Selasa (21/5) serangan tersebut menandai makin meningginya kekerasan antara Presiden Bashar al-Assad dan musuh-musuhnya di Provinsi Idlib dan sabuk wilayah di sekitarnya sejak musim panas lalu. Setidaknya lusinan orang terbunuh menurut data laporan kantor Badan Dunia untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan yang menunjukkan lebih dari 170 warga sipil tewas.

Malam sebelum keluarga Ali meninggalkan desa, mereka bersembunyi di ruang bawah tanah. Mereka takut bergerak, bahkan untuk sekadar memeriksa apakah penduduk lain di desa itu masih hidup.

Namun saat truknya terbakar akibat serangan itu, mereka mulai keluar menyelamatkan diri. Kemudian mereka berangkat melalui ladang: beberapa kerabat berjalan kaki. Yang lain masuk ke mobil bersama tetangga mereka. Beberapa tinggal di belakang.

“Saat itu pesawat terbang di atas kepala dan sempat kami berdiri di sana menyaksikan truk terbakar. Akhirnya selama tiga hari, kami tidak tahu apa-apa tentang satu sama lain,” lanjut Ali.

Beberapa hari setelah melarikan diri, Ali bersatu kembali dengan empat saudara perempuan dan saudara laki-lakinya, serta beberapa anak mereka yang hilang. Dengan bantuan dari tetangga dan orang asing, mereka berkumpul di rumah seorang teman di Idlib utara.

Keluarga itu akhirnya berlindung di hutan zaitun yang terletak di kota perbatasan Atmeh dua pekan lalu. "Seluruh hidup kita hari ini berada di bawah dua pohon ini," imbuh Ali.

Mereka pergi setiap hari bekerja di pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pada malam hari, mereka memberikan anak-anak atau perempuan untuk tidur di tenda orang lain.

Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), serangan udara tersebut telah menghancurkan 18 fasilitas kesehatan dan 16 gedung sekolah. Wilayah tersebut sebagian besar dikendalikan oleh Tahrir al-Sham, kelompok jihadis yang mewakili inkarnasi terbaru dari Front Nusra, yang sebelumnya sayap Suriah Al Qaeda. Pemerintah Suriah mengatakan pihaknya menanggapi serangan oleh para jihadis yang terkait dengan Al Qaeda.

 

221