Home Ekonomi Ekspor 'Bambu Hoki' Dracaena Meningkat Signifikan

Ekspor 'Bambu Hoki' Dracaena Meningkat Signifikan

Sukabumi, Gatra.com - Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Liferdi Lukman, mengatakan, ekspor Bunga Suji Dracaena atau "bambu hoki" ke berbagai negara meningkat signifikan.

Liferdi saat melepas ekspor Bunga Suji Draecena ke Rusia dan Oman di Rumah Kelompok Tani (Poktan) Alamanda di kawasan Selabintana, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (2/8), kemudian dibuka untuk dilihat dari data volume tahun 2017 yang mencapai 3.904.010 lembar . Selanjutnya pada tahun 2018, naik hingga 20.221.200 keping.

Dramaena bunga yang diekspor ke Rusia dan Oman hari ini masing-masing 1,3 ton. "Tapi sebelumnya kita juga sudah melepas ke negara Dubai, Qatar, Cina, Vietnam, Malaysia, dan negara-negara lain di Benua Amerika," katanya.

Liferdi mengatakan bahwa potensi bisnis bunga Suji masih terbuka lebar. Terlebih, Indonesia adalah negara agraris penghasil Dracaena berkualitas tinggi memiliki ketahanan yang cukup lama dan memiliki warna unik di bagian daun dan batangnya.

"Jadi tolong ingat untuk tanaman hias ini bukan hanya mendukung dari volume ekspornya saja, tetapi juga dilihat dari estetikanya. Lebih lanjut dracaena kita memiliki kelebihan yang tidak memerlukan dracaena negara lain," ungkapnya.

Liferdi mengungkapkan, untuk ekspor tanaman hias Indonesia meningkat hingga 11%. Menurutnya, angka ini belum cukup karena Indonesia masih memiliki potensi tanaman hias yang luar biasa. "Di Sukabumi saja mampu menghasilkan 1 kontainer dengan permintaan ekspor rata-rata sebanyak 5 kontainer," ungkapnya.

Karena itu, kata Liferdi, Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah arahan Mentan Andi Amran Sulaiman terus mendorong petani dan mendorong usaha tani untuk meningkatkan produksi. Dorongan itu antara lain dengan memberikan pelatihan dan bimbingan teknis.

"Ini yang kita maksudkan dengan bentangan karpet merah. Kita harus mendukung siapa pun petani yang ingin meminta layanan kilat selama 3 jam. Sementara proses sebelumnya harus memerlukan waktu 3 bulan bahkan tahunan," katanya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Florikultura Poktan Alamanda, Anas Anis, menyampaikan, terima kasih atas dukungan pemerintah dalam mendampingi petani, eksportir, dan para pengusaha bunga di Jawa Barat. Selain itu, bantuan tersebut juga membahas teknis dan strategis.

"Alhamdulillah kita diberi kemudian pada proses perizinan. Kemudian kita diberi modal mobil dapotan. Di samping itu ada bimbingan teknis dan pengembangan-pengembangan lain," katanya.

Salah satu petani sekaligus pengrajin bunga Suji Dracaena, Bucek, menerima kewalahan dengan pemesanan ekspor dari negara-negara yang warganya merupakan pembeli bunga. Apalagi, bahan baku yang diperoleh masih terbilang minim karena terbatasnya lahan.

"Untuk produksi satu kontainer saja, kami butuh 200.000. Dapat diminta hanya jika permintaanya 5 kontainer," katanya.

Bucek berharap pemerintah terus meningkatkan kontribusinya dengan membuka lahan baru di kawasan Jawa Barat, khusus di Sukabumi. Penting, guna memenuhi pasar dunia, wilayah yang dibutuhkan sekitar 10 hektare untuk dikelola oleh 1 kelompok tani.

"Mudah-meminta pemerintah membuka lahan baru karena untuk memenuhi pasar dunia adalah 10 hektar untuk 1 kelompok tani," katanya.

Wilayah Sukabumi merupakan sentra tanaman hias berkualitas tinggi karena kontur tanah dan pupuk alami yang mudah didapat. Di sana, banyak bunga istimewa yang berhasil dibudidaya. Beberapa diunggulkan adalah bunga krisan, sedapmalam, daun potong, dan dracaena.

Khusus bunga Suji Dracaena, ini merupakan unggulan andalan Sukabumi yang sudah terbukti mendatangkan devisa. Saat ini, pemerintah juga terus meningkatkan Ekspor ke negara lain seperti Belanda, Francis, Itali, dan negara lainnya di Benua Amerika.