Jakarta, Gatra.com - Perekonomian global berada ditengah ketidakpastian karena adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina. Ini bisa saja memberikan resiko negatif terhadap perkonomian Indonesia. Untuk mengatasinya, Bank Indonesia (BI) menerapkan tiga langkah.

“Pertama, perundingan bilateral pemerintah AS dan Indonesia diperlukannya sebagai strategi misi untuk bisa mengekspor komoditas asal Indonesia ke AS. Kita juga membeli barang dari AS. Karena itu, misi dari permerintah, dunia usaha, dan AS juga diperlukan untuk mengatasi hal ini,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (9/8).

Kedua, lanjut Perry, yakni menangkap adanya momen relokasi investasi dari Cina ke Indonesia. Tentu, ini akan mudah karena adanya dorongan dari Presiden Joko Widodo dalam memudahkan investasi dan mendorong dunia usaha.

“Ketiga, memanfaatkan sumber pertumbuhan dalam negeri,” katanya. 

Menurut Perry, peluang Indonesia baik dari sektor pariwisata dan infrastruktur sangatlah besar. 

“Jadi, bagaimana kita dapat mengembangkan infrastruktur tersebut, tidak hanya untuk mendukung infrastruktur primer, tetapi juga kawasan industri dan pariwisata,” ujarnya.

Dari ketiga langkah tersebut, Perry meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik ditengah ketidakpastian global yang saat ini melanda. 

“Insya Allah, investor dari negara lain melihat prospek ekonomi Indonesia cukup baik. Tentunya ini dibarengi dengan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang lebih tinggi dan terjaga,” harapnya.