Jakarta, Gatra.com - Melalui Konsorsium Riset Samudra, pemerintah membutuhkan kapal dan dermaga berkualitas guna mewujudkan penguatan sektor maritim Indonesia. Seputar kapal riset, hal ini akan diurusi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 

"Untuk saat ini, yang dekat [sudah hampir terpenuhi] pendanaannya untuk kapal riset, dari hibah luar negeri sebesar US$116 juta dolar. Dari situ direncanakan, setidaknya kita akan memiliki 2 kapal yang powerful untuk KRS," kata Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko ketika memberi pernyataan pers di Hotel Mandari Oriental, Kamis (15/8).

2 kapal tersebut masing-masing berukuran 85 meter. Handoko mengatakan, membutuhkan waktu 26 bulan supaya kapal tersebut bisa masuk dan digunakan untuk riset Indonesia. Handoko berujar, saat ini LIPI ingin membuka panggilan terbuka untuk proposal program dan kapal riset. Dalam jangka waktu 2 bulan, kemudian dimanfaatkan untuk KRS. 

"Kalau untuk instrumen kapal secara keseluruhan, saat ini sedang dialokasikan di Cibinong Science Center. Karena disitu semuanya di bawah kontrol kita, sehingga harapannya tidak banyak kendala," katanya.

Untuk dermaga riset, Handoko mengatakan, awalnya memang direncanakan membuat dermaga khusus kapal riset. Namun ternyata situasi dan kebutuhannya tampak cukup memakan waktu lama. Jadi, untuk saat ini Handoko belum memprioritaskan pembuatan dermaga itu.

"Meskipun proses itu tetap kita jalankan dengan Pemprov DKI. Jadi Pemprov DKI sekarang sedang membahas tata ruang pesisirnya. Sekaligus untuk mengakomodasi dermaga khusus kapal riset nasional," tambah Handoko.