Jakarta, Gatra.com- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tajam di level 6252,34 pada penutupan perdagangan pekan ke empat, Oktober 2019. Level tersebut menandakan IHSG terkoreksi sebesar 1,38%.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony menuturkan, koreksi tajam tersebut merupakan suatu hal yang normal.

"Wajar ya menurut saya apabila terjadi koreksi. Karena, memang sudah terjadi penguatan selama 10 hari di IHSG," ujarnya setelah dihubungi Gatra.com, Jumat (25/10).

Kewajaran tersebut dikarenakan banyak investor yang kembali menjual saham miliknya. "Jadi, hanya aksi profit taking saja," jelasnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih. Menurutnya, hal ini merupakan keadaan normal. "Ya, karena terjadi selama 10 hari berturut-turut, yang mana merupakan rekor sejak 1995," katanya.

Pada Jumat (25/10), IHSG dibuka menguat pada level 6339,67. Namun, terus mengalami koreksi hingga mencapai level terendah yaitu 6243.24.

Untuk frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 499,722 kali, volume perdagangan sebesar 20.108 miliar lembar saham, dan nilai sebesar Rp10.192 triliun. Di sisi lain, terdapat 238 emiten yang mengalami koreksi. Sedangkan, 145 emiten mengalami penguatan.

Sebelumnya, pada Kamis (24/10), IHSG ditutup menguat signifikan yaitu 1,31% atau setara pada level 6339,64. Level tersebut menunjukkan penguatan dibandingkan dengan pembukaan yang hanya berada pada level 6257,80.

Selama perdagangan, IHSG bergerak secara volatile. Namun, tetap terjaga menguat hingga mencapai titik tertinggi pada level 6339,64. Sedangkan, titik terendah pada level 6270,18.

Sementara itu, frekuensi transaksi tercatat sebanyak 608,736 kali, volume perdagangan sebesar 15.951 miliar lembar saham, dan nilai yang tercapai sebesar Rp10.706 triliun. Untuk eminten, tercatat sebanyak 225 emiten mengalami penguatan, meski sebanyak 165 emiten mengalami koreksi.