Home Milenial Maknai Sumpah Pemuda di Pulau Bekas Tambang Pasir

Maknai Sumpah Pemuda di Pulau Bekas Tambang Pasir

Batam, Gatra.com - Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Batam Askarmin Harun menilai, saat ini masih ada wadah kepemudaan di Batam yang tidak tahu bahkan jarang melibatkan KNPI dalam berkegiatan. "Padahal kita sangat membuka diri, apalagi dalam hal kepemudaan yang dimotori oleh kaum muda-mudi Kira Batam," ujarnya.

Menurutnya, dalam hal ini KNPI senantiasa membuka ruang diskusi serta memfasilitasi kegiatan kepemudaan. Apalagi, saat ini sudah ada Forum Osis se kota Batam. Harus ada komunikasi dan kordinasi. Meski bukan di bawah naungan KNPI. “Kita di sana menjadi pembina. Pintu kita terbuka lebar untuk kawan-kawan organisasi atau komunitas di luar KNPI," katanya.

Seperti kegiatan yang dibuat Batam Green Initiative (BaGI) ini, kata Askarmin Sangat bermanfaat bagi kaum muda untuk lebih peduli kepada lingkungan. Lantaran kegiatan kemah Indie Camp, sekaligus dialogue bertemakan "Yang Muda Yang Bersumpah" di gelar di area Pulau Buntal, bekas tambang pasir ilegal, Batubesar, Kota Batam, Kepri, Minggu (27/10). “KNPI terus merangkul setiap kegiatan kepemudaan yang bersifat sosial dan  tetap menampung wacana berfikir kepemudaan di Batam. Sebab yang namanya pemuda itu tetap di bawah naungannya KNPI,” tuturnya.

Ia menilai wadah ini sangat menyentuh, di tengah kondisi saat ini ada komunitas pemuda yang mau mengumpulkan anak muda untuk mencintai alam, membangun mainset berfikir untuk merawat dan menjaga alam. "Kalau ada kegiatan-kegiatan seperti itu di Batam, saya wajib datang," tegasnya.

Ketua Batam Green Initiative (BaGI), Icank Koto mengatakan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk memaknai Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Sumpah Pemuda, kata Icank, dapat menjadi penyaring paparan budaya negatif yang merasuki semangat berkarya dan berjuang pemuda Indonesia, khususnya di Batam. Ia juga berharap, kawan-kawan pemuda tetap semangat dalam berkarya jang merasa minder atau ‘terkotak-kotak’. "Agenda kami tidak hanya dialog dan diskusi, juga musikalisasi, puisi, live musik serta seni mural bertemakan lingkungan," katanya, pada Gatra.com, Selasa (29/10) di Batam.

Anggota DPRD Kota Batam, Thomas Arihta Sembiring turut berkomentar mengenai pemaknaan Sumpah Pemuda. Ia menyebut, gerakan pemuda dalam konteks positif harus terus dilakukan agar semangat Sumpah Pemuda akan terus ada. "Jangan gerakan Sumpah Pemuda dijadikan sebagai sarana 'kultusisasi' terhadap seseorang pula," tegasnya.

Politisi dari fraksi PDI Perjuangan itu menilai, embrio hari Sumpah Pemuda sendiri hadir dalam rangka merebut kemerdekaan Indonesia. "Jadi jangan terlalu kecil memaknai hari besar ini," kata Thomas menanggapi. Ia menyinggung, salah satu wadah kepemudaan yang membuat surat cinta untuk Kepala Daerah. "Ini tidak sesuai makna menurut saya dalam memperingati Hari Sumpah," singgungnya.

Seharusnya, menurut Thomas, gerakan yang melibatkan gagasan dan ide untuk memberdayakan pemuda agar lebih unggul dalam persaingan ekonomi dan pendidikan, justru lebih masuk akal untuk dilakukan dan harus mendapat dukungan dari pemerintah. “Saya secara tegas mengkritisi kegiatan-kegiatan pengkultusan terhadap seseorang itu. Bagi saya itu tidak memberikan nilai-nilai kebangsaan dan seharusnya peringatan hari sumpah pemuda perlu penanaman nilai-nilai edukatif sebagai anak bangsa," tutupnya.

 

399