Jakarta, Gatra.com- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (31/10) ditutup terkoresi tajam pada level 6228.31 atau 1,07%, dari pembukaan yang berada pada level 6290,56. Koreksi ini dikarenakan pernyataan the Fed terhadap ekonomi Amerika Serikat (AS) pada 2020.
"Saya menilai meskipun the Fed telah menurunkan suku bunga acuan. Namun, optimisme mengenai perbaikan ekonomi AS masih terindikasi hawkish," ujar Analis Bina Artha, Nafan Aji saat dihubungi Gatra.com, Kamis (31/10).
Indikasi tersebut, jelas Nafan memberikan pengaruh terhadap pelemahan IHSG hari ini.
Selain dipengaruhi oleh The Fed, sentimen negatif dari domestik juga mempengaruhi pergerakan IHSG, terutama terkait data Foreign Direct Investment Indonesia, yang diprediksikan menurun pada Kuartal III.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menambahkan terkoreksinya IHSG juga dipengaruhi oleh sentimen negatif dari domestik.
"Jadi, sentimen harga gas yang ditunda kenaikannya dan beberapa nasabah provider telkomsel yang mengeluhkan terblokirnya sim card," sebutnya.
Secara keseluruhan, IHSG hari ini, bergerak cenderung terkoreksi dengan titik terendah pada level 6216.29. Sedangkan, titik tertinggi pada level 6301.59.
Sementara itu, untuk frekuensi transaksi tercatat sebanyak 574.991 kali, volume transaksi sebesar 22.794 miliar, dengan nilai sebesar Rp11.702 triliun.
Sedangkan, untuk emiten tercatat sebanyak 153 mengalami penguatan dan 282 emiten mengalami koreksi.
Sebagai informasi, IHSG pada Rabu kemarin (30/10) ditutup menguat pada level 6295,74. Selama perdagangan, pergerakan IHSG cenderung volatile dengan pencapaian tertinggi pada level 6304,05. Sedangkan, terendah pada level 6264,93.
Untuk frekuensi transaksi tercatat sebesar 525,197 kali, volume perdagangan sebesar 17.724 miliar lembar saham, dengan nilai sebsar Rp9,245 triliun.
Terdapat 231 emiten mengalami koreksi dan 177 emiten mengalami penguatan pada perdagangan Rabu (30/10).