Jakarta, Gatra.com - Ratusan petani tembakau yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Barat berunjuk rasa di depan Kantor Kementerian Keuangan (kemenkeu) menolak kenaikan tarif cukai rokok.

Massa menuntut pencabutan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) no. 152 tahun 2019 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau dan revisi PMK no. 222 tahun 2017 Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT).

Dari catatan kepolisian, terdapat 300 pengunjuk rasa yang hadir sejak pukul 09.30 WIB. Sebanyak 8 bus mengangkut massa demonstran. Adapun keterangan APTI mengungkap jumlah demonstran yang hadir sebanyak 800 orang.

Sebanyak 12 orang perwakilan APTI Jawa Barat yang diperkenankan menemui Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Kemenkeu Heru Pambudi di kantornya, yang ditemani pula perwakilan dari Kantor Staf Kepresidenan. Ada juga perwakilan APTI dan Dirjen Bea Cukai beserta jajarannya menemui massa pada pukul 11.30.

Ketua DPC APTI Kabupaten Garut, Didin Suhanta yang menjadi salah satu dari 12 perwakilan, mengeluhkan selama ini pembagian dana hasil cukai tembakau belum jelas. Mereka menginginkan lebih banyak dana yang dialokasikan bagi petani.

"Kadang 50 persen untuk di kesehatan dan 50 persen lagi kepentigan kesehatan lagi. Karena itu, kita ingin revisi PMK 222 dan PMK 159," ujarnya.

Suhanta mengaku pihaknya menerima kesepakatan yang ditawarkan pemerintah untuk mengakomodir keinginan petani terkait penyerapan tembakau petani oleh industri.

"Akan ada revisi (PMK)," katanya.