Jakarta, Gatra.com - Presiden Direktur PT Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi hari ini Kamis (21/11) diperiksa penyidik KPK sebagai saksi pasca operasi tangkap tangan (OTT) jasa angkutan amoniak yang menjerat mantan anggota DPR RI Bowo Sidik.
Rahmad memberikan kesaksian untuk melengkapi berkas tersangka Taufik Agustono, Direktur PT Humpus Transportasi Kimia (HTK).
“Sebagai saksi saya telah berikan semua keterangan yang dibutuhkan penyidik,” ujar Rahmad, seperti dikutip dari rilis yang diterima Gatra.com Kamis (21/11).
Rahmad menyatakan sebagai warga negara yang baik dirinya akan mendukung upaya KPK dalam mengungkap kasus jasa pelayaran angkutan amoniak yang melibatkan PT Pupuk Indonesia Logistik, anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT HTK.
Terkait pertemuannya dengan Bowo Sidik di Penang Bistro, 31 Oktober 2017, dimana saat itu ia masih menjabat sebagai Direkrut Utama PT Semen Baturaja, Rahmad menjelaskan, sebenarnya saat itu ia dijadwalkan bertemu dengan koleganya Direktur PT Danareksa Sekuritas Saidu Solihin, namun disana juga ada Bowo Sidik.
“Tidak ada pembicaraan spesifik saat itu, apalagi bahas soal jasa angkutan amoniak,” kata Rahmad.
Sebelumnya Rahmad pernah diperiksa sebagai saksi pada 4 Juli 2019 ?untuk mantan anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso.
Jaksa Penuntut Umum KPK pernah menghadirkan Rahmad sebagai saksi dalam persidangan jasa pelayaran untuk terdakwa Bowo Sidik di Pengadilan Tipikor.
Dalam persidangan, Bowo Sidik sebelumnya mengaku bahwa Rahmad meminta bantuan dirinya untuk menyelesaikan persoalan PT HTK terkait sewa menyewa kapal.
Nama Rahmad juga muncul dalam dakwaan Bowo Sidik sebagai pihak yang memperkenalkan Bowo Sidik kepada General Manager Komersial PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Asty Winasti selaku terdakwa pemberi suap.
Adapun terkait pembelian amoniak yang volumenya coba diatur oleh Bowo, Rahmad menyatakan bahwa sebagai pembeli amoniak, Petrokimia Gresik tidak berwenang menentukan pihak atau jasa yang mengangkut amoniak.
Terlebih pada pertengahan tahun 2018 Petrokimia Gresik telah mengoperasikan pabrik Amoniak-Urea II. Pabrik baru ini berhasil meningkatkan kapasitas produksi amoniak dari 445 ribu ton menjadi sekitar 1 juta ton per tahun. Sehingga, Petrokimia Gresik bisa memenuhi kebutuhan sendiri dan tidak lagi beli ke pihak lain.
Rahmad menjabat sebagai Dirut Petrokimia Gresik, anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), sejak November 2018. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi Direktur SDM & Umum Petrokimia Gresik periode Januari 2016 sampai April 2017.