Jakarta, Gatra.com - Setelah menguasai saham mayoritas Tuban Petro hingga 51 persen, Pertamina siap mengintegrasikan Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang merupakan anak usaha Tuban Petro dengan megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, restrukturisasi TubanPetro merupakan bagian dari kilang Pertamina yang mengutamakan aspek fleksibilitas, di mana mode kilang bisa beralih baik mode petrokimia ataupun migas. Hal ini menurutnya membuat produksi kilang dapat menyesuaikan dengan permintaan pada saat beroperasi.
Selain itu dia menyatakan dengan pasokan bahan baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, diharapkan juga bisa meningkatkan efisiensi baik sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal. Dengan begitu, lanjutnya perusahaan dapat meraih keuntungan yang maksimal.
Dengan tingkat profitability yang maksimal, dia menegaskan bahwa proyek-proyek kilang Pertamina mampu menjadi bisnis yang berkelanjutan ke depannya. "Jadi jelas bahwa proyek kilang kami yang sedang berjalan akan menjadi bisnis yang berkelanjutan karena dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan didukung integrasi baik sesama kilang maupun infrastruktur Pertamina lainnya," ujar Nicke di Jakarta, Senin (13/1).
Secara lebih lanjut dia menerangkan, saat ini pihaknua sedang mengembangkan kilang di 6 lokasi, yang pembangunannya diintegrasikan dengan pembangunan pabrik petrokimia. Salah satunya yakni GRR Tuban yang nantinya akan diintegrasikan dengan TPPI, dengan dibangun pipa penghubung sejauh 7 km.
Nicke menambahkan, peluang pasar bisnis petrokimia saat ini sekitar Rp 40-50 triliun per tahun. Selain itu, dia mengklaim bisnis petrokimia juga mempunyai margin lebih tinggi dibanding BBM.
Dia mengungkapkan, mulai tahun ini sesuai RKAP, Pertamina akan melakukan peningkatan produksi aromatik kilang TPPI dari saat ini 46 ribu ton menjadi 55 ribu ton. Dalam jangka panjang, tambahnya, Pertamina juga akan membangun Olefin Center, sehingga nantinya TPPI akan memproduksi petrokimia sebesar 700 ribu ton per tahun.
"Pertamina memiliki kapasitas dan kompetensi untuk meningkatkan daya saing industri petrokimia nasional. Pertamina siap untuk mengurangi ketergantungan impor produk petrokimia melalui pengembangan bisnis petrokimia yang terintegrasi," demikian tutur Nicke.