Bandung, Gatra.com - Fenomena alam langka akan terjadi lagi malam ini. Saat matahari mulai tenggelam, sebuah komet bernama Komet Lemmon bakal melintas di langit Indonesia.
Staf Peneliti Observatorium Bosscha, Yatni mengatakan Komet Lemmon memiliki lintasan orbit sangat elips. Saat ini sedang bergerak mendekat matahari atau closest approach.
"Saat dekat dengan matahari, panasnya bisa memanaskan material komet, sehingga komet bisa menghasilkan gas dan debu yang bercahaya. Itulah waktu paling memungkinkan untuk melihat dari bumi," kata Yatni, Senin (22/6).
Komet Lemmon mulai terbit pukul 09.00 WIB pagi ini dan terbenam 21.00 WIB. Jika beruntung, fenomena langka ini bisa diamati dengan mata telanjang karena memiliki magnitudo 6 atau ambang batas mata bisa melihat suatu benda bercahaya di langit.
"Kebetulan magnitudonya 6 atau ambang batas mata bisa melihat terangnya suatu benda langit. Kalau memang posisinya pas, langitnya gelap tidak ada polusi cahaya, tidak ada awan, maka masih bisa dilihat menggunakan mata," katanya.
"Jadi kita bisa mengamati mulai sore hari saat matahari terbenam. Tapi makin baik menggunakan alat bantu seperti binokular atau teleskop kecil. Komet bisa terlihat jelas," tambah Yatni.
Menurutnya, nama Komet Lemmon merujuk tempat ditemukan pertama tahun 2019 di pegunungan Lemmon Amerika. Sebetulnya, komet ini tidak bercahaya saat jauh dari matahari.
"Karena komponen utama komet adalah batuan, debu, dan es. Lokasinya jauh dari tatasurya jadi redup sekali, nah saat dekat matahari, sinar matahari memanaskan gas dan molekul-molekul yang ada di komet. Sehingga menghasilkan gas terionisasi yang bercahaya dan akhirnya bisa dilihat di bumi," jelasnya.
Observatorium Bosscha sendiri akan melakukan kegiatan pengamatan oleh astronom terus dilakukan. Namun hal itu tetap mempertimbangkan kondisi cuaca. Biasanya fokus pengamatan akan tertuju pada komponen komet.
"Kita amati komponen komet, karena komet itu bisa dibilang salah satu artepak pembentukan tata Surya. Teorinya apakah air di bumi ini datang dari komet. Jadi pengamatan komet biasanya tentang komponennya. Seberapa besar kandungan air di dalam komet. Dan bagaimana molekul komet berubah saat mendekat matahari," kata Yatni.