Bantul, Gatra.com - Dalang Ki Seno Nugroho yang meninggal semalam akan dimakamkan satu liang dengan almarhum bapaknya, dalang Ki Suparman, di pemakaman Semaki Gedhe, Kota Yogyakarta. Pemakaman Seno akan diiringi gending atau tembang Jawa favoritnya.
Mewakili keluarga, adik ipar Ki Seno, Firly Ferdiansyah, mengatakan keputusan untuk memakamkan satu liang dengan Ki Suparman itu lantaran faktor kedekatan Ki Seno dengan orang tuanya.
"Bapak dan ibu almarhum dimakamkan di sana. Karena pemakaman penuh, namun liang almarhum bapak masih memungkinkan. Keluarga memutuskan dimakamkan di sana," kata Firly, di rumah duka Ki Seno, Rabu (4/11).
Jenazah rencananya diberangkatkan dari rumah duka di Dusun Gayam, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pukul 13.00 WIB.
Firly mengatakan, sebelum dirawat dan dinyatakan meninggal di RS PKU Muhammamdiyah Gamping pukul 22.00 WIB, pada Selasa (3/11) sore, Seno sedang bersepeda keliling dusun. Ia kemudian mengalami nyeri dada.
"Dia minta dijemput dan oleh keluarga dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Menurut dokter, Kang Seno mengalami penyempitan pembuluh darah," katanya. Menurut Firly, keluhan sakit itu juga pernah diutarakan Seno kepada istrinya, Agnes Widiasmoro.
Manajer Seno, Gunawan Widagdo, mengatakan pemberangkatan jenasah akan dibarengi lantunan gending favorit almarhum. "Ini pernah diungkapkan Ki Seno dua tahunan lalu via grup. Saat uyon-uyon (permainan gamelan), gending karangan Joko Poro disukai dan minta diputar saat dia meninggal," kata Gunawan.
Karena itulah, kelompok karawitan Warga Laras yang terbiasa mengiringi Ki Seno akan memainkan gending ini di rumah duka.
Gunawan menyebut selama pandemi, Ki Seno sering tampil secara daring. Di November ini, ada 18 jadwal pementasan dan baru terpenuhi dua kali pada 1 dan 2 November.
"Sekarang belum sempat terpikir. Namun ke depan kami akan berusaha karawitan Warga Laras tetap bertahan untuk melestarikan kebudayaan," ujarnya.
Menurut Gunawan, Ki Seno memiliki prinsip bahwa pesan-pesan saat ia mendalang bisa diterima oleh seluruh kalangan baik muda maupun tua. Karena itu, dia menggabungkan teknik pewayangan Yogyakarta dan Solo.
"Ki Seno terkenal dengan tokoh Bagongnya. Tidak ada dalang yang mampu menyamai lakon dan suara khas Bagong seperti Ki Seno," katanya.