Mataram, Gatra.com- Sempat memanas kasus pengerusakan fasilitas umum (fasum) di Bandara Internasional Lombok beberapa waktu lalu menjadi atensi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Nusa Tenggara Barat (NTB) guna menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas) di “Bumi Seribu Masjid”. Karena itu Kapolda NTB Irjen Pol. Mohammad Iqbal, Rabu (6/1) menginisiasi “Silaturrahmi dan Doa Bersama” sebagai langkah mewujudkan kedamaian bersama tokoh NU - NW dan tokoh masyarakat (Tomas), tokoh pemuda, tokoh adat serta semua elemen masyarakat se Provinsi NTB.
“Peran penting para ulama dan tokoh masyarakat, yang menjadi kunci utama dalam penyelesaian setiap permasalahan yang ada. Kami tidak bisa bekerja dengan maksimal apabila tidak dibantu oleh semua stakeholder dan semua elemen, sekaligus yang paling penting terutama adalah doa dan peran para ulama, para tuan guru,” ungkap Kapolda.
Silaturrahmi dan doa bersama yang digelar merupakan salah satu upaya, dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas). Walapun ada dinamika ditengah-tengah masyarakat, bila semua sering bersilatuhrahmi, semua ada jalan keluarnya. “Semoga dengan kita duduk bersama, bersatu dalam bersilaturrahmi dan berdoa, semua permasalahan akan segera mendapatkan titik temu dan solusi. Aamiin,” harapnya.
Kapolda NTB juga berterimakasih atas kehadiran Tuan Guru, Ulama, tokoh masyarakat dan undangan yang hadir. “Saya dinasehati oleh Ayahanda Tuan Guru Haji Lalu Muhammad Turmudzi Badruddin. Jika niatnya baik, Insya Allah, Allah akan mengatur dan menyusun apa yang menjadi atau diniatkan,” tuturnya menirukan nasihat Tuan Guru yang kerap disebut Tuan Guru Bagu itu.
Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah dalam kesempatannya menuturkan awal kepemimpinannya. Dimana perekonomian NTB pada kwartal III tahun 2018 paling rendah se-Indonesia, karena bencana gempa bumi sehingga kontraksi ekonomi berada di angka 13,39 persen. “Saya mengetahui nilai ekonomi sebesar itu, bikin merinding. Yang terbayang adalah kemiskinan, pengangguran tidak bisa dibendung,” ungkap sapaan Dr. Zul itu.
“Alhamdulillah, berkat doa para ulama, tuan guru, kita lalui tahun yang berat itu. Saya berkeyakinan masih ada cahaya di lorong gelap itu yang terlihat,” imbuhnya.
Perwakilan Nahdlatul Ulama (NU) NTB TGH. Ma’rif Makmun Diranse menyampaikan terkait persoalan penggantian nama Bandara Internasional Lombok (BIL) pihaknya meminta agar sama-sama mengutamakan faktor kedamaian sesuai tema acara hari “Ummat Bersatu NTB Damai”.
“Persoalan bandara jangan diributkan, jangan sampai membenturkan pemuka-pemuka atau pimpinan NU dan NW. Karena warga NWadalah sahabat atau teman. Di antara kami ada hubungan emosional, ada hubungan silsilah keguruan, dan lain-lain. Karenanya, kami warga NU meminta agar permasalahan nama bandara, jangan dikait-kaitkan dengan NU dan NW. Mari kita serahkan kepada pemerintah dan yang berwenang.,”ujar Pimpinan Ponpes Manhalul Ma’arif Darek, Lombok Tengah itu itu.
Sedangkan perwakilan organisasi Nahdlatul Wathan (NW) TGH. Yusuf Makmun mengatakan, dalam kehidupan pasti beriringan dengan masalah. Namun permasalahan tidak semestinya menjadikan tercerai berai, sehingga berakhir dengan konflik sosial berkepanjangan. Pihaknya berharap perbedaan yang ada khususnya terkait nama bandara disikapi dengan arif dan bijaksana.
“Semoga perbedaan jangan menjadikan suatu masalah, karena sudah sewajarnya dalam hidup pasti ada masalah, mari jadikan perbedaan menjadi sebuah kebersamaan,” katanya.
Terkait penggantian nama Bandara, pihaknya meminta agar dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya serta merupakan tugas pemerintah bersama instansi terkait lainnya. Soal nama bandara, kami menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah,” tandasnya.
Tampak hadir dalam acara silaturrahmi dan doa bersama di Lapangan Tenis Mapolda NTB tersebut, Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI A. Rizal Ramdhani, M.Han., Ketua DPRD NTB Isvie Rupaeda, Mustasyar PBNU yang juga Pengasuh Yayasan Ponpes Qamarul Huda Bagu TGH. Lalu Turmudzi Badruddin, Ketua MUI NTB, Prof. H. Syaiful Muslim, Ketua PWNU NTB Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag., para tokoh agama dan masyarakat (togama) serta tokoh pemuda Lombok Tengah, para tokoh organisasi NW, dan para Pejabat Utama (PJU) Polda NTB.