Home Gaya Hidup Legenda Tayub Suji Mentir Tutup Usia

Legenda Tayub Suji Mentir Tutup Usia

 
Sragen, Gatra.com- Sinden yang juga penari Tayub asal Sragen, Jawa Tengah, Sujiati alias Nyi Suji Mentir tutup usia. Ia meninggal dunia usai lama vakum dari jagat hiburan rakyat akibat sakit yang dideritanya.  Suji Mentir menghembuskan nafas terakhir di usia 67 tahun. Selama sakit, ia dirawat keluarganya di Tegalrejo, Gondang, Sragen. 
 
Meling (36), keponakan Suji Mentir mengatakan pihak keluarga sudah berupaya maksimal. Namun Tuhan berkehendak lain. "Sakitnya sudah parah. Komplikasi yang diderita menahun. Tadi meninggal dunia pukul 16.00 WIB," katanya saat dihubungi, Selasa (16/3). 
 
Suji tak menunjukkan gejala kondisinya memburuk. Bahkan pada Selasa pagi masih menyantap sarapan yang disiapkan bagi dirinya. Hanya saja pada sore tadi, Mbah Suji tak bangun lagi usai terlelap di peraduan. "Tadi sore tidur, terus langsung nggak ada (meninggal). Tadi yang menunggui putrinya, Mbak Nyoi Prawati," ungkapnya.
 
Suji Mentir menderita komplikasi sehingga tak mampu lagi berkarya. Banyak pihak yang simpati dengan dirinya, mencoba membantu sekuat tenaga. Termasuk para pejabat daerah dan rekan sesama seniman. Akibat penyakit yang dideritanya, tubuh sang legenda Tayub ini mengurus. Ibarat tinggal tulang berbungkus kulit. 
 
Selama ini kita datangkan dokter untuk terapi. Diagonsa dokter Bu Suji itu sakit radang tenggorokan, gula dan darah tinggi. Jadi komplikasi," ujar Meling. 
 
Saat masih melanglang buwana di jagat campursari, ia dikenal dengan sebutan Nyi Mentir. Pesinden tayub ini sering diundang di berbagai hajatan seputar Sragen. Meski suara sinden tayub fals dan parau, namun para fans serta penggila tayub banyak menyukainya.
 
Bahkan di kalangan para seniman orkes klasik Solo mengatakan, Nyi Mentir mempunyai suara khas yang membuat iri para pesinden lain. Ketika pentas, Nyi Mentir tampil dengan gaya kemayu dan gerakan genitnya yang sanggup mengundang gelak tawa penonton. Beberapa tembang yang dibawakan sinden mentir antara lain lagu jomplangan, ngudang anak rujak nongko, dan blandong. 
1107