Home Ekonomi Hore, 15 Ribu Ton Gabah Petani Diserap Bulog

Hore, 15 Ribu Ton Gabah Petani Diserap Bulog

Karanganyar, Gatra.com - Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar bersama Bulog Subdivre Surakarta menjalankan kontrak penyerapan 15 ribu ton gabah kering panen (GKP) hasil masa tanam (MT) I. 

Penyerapan hasil panen oleh pemerintah diharapkan mengurangi keresahan petani akibat harga gabah yang anjlok.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar Siti Maesyaroch mengatakan penandatanganan kontrak kerja sama tersebut disaksikan aparat kepolisian, TNI, serta pejabat dari Pemprov dan pemeritah pusat di kantor Bulog Subdivre Surakarta, Kamis (18/3).

“Petani tak perlu lagi resah. Penyerapannya oleh bulog adalah hasil MT 1 sampai akhir Maret nanti. HPP (Harga Pembelian Pemerintah) untuk GKP adalah Rp4.200 perkilogram,” katanya kepada para awak media.

Sebelumnya, Dispertan PP menerima laporan dari penyuluh pertanian bahwa perkiraan gabah yang belum dipanen sebanyak 15 ribu ton. Maka, angka kejadian yang disepakati kedua belah pihak. 

Siti mengatakan, penyuluh pertanian diinstruksi menyosialisasikan rencana penyerapan itu ke petani sambil menanti datangnya petugas Bulog. Jangan sampai para petani terlanjur menjualnya dengan harga di bawah HPP ke tengkulak.   

Sementara itu Wakil Kepala Bulog Subdivre Surakarta, Nanang Haryanto menyatakan siap melaksanakan penyerapan gabah petani. Meski dalam kesepakatan penyerapannya berupa gabah, namun Bulog bersedia membeli dalam bentuk beras. Bulog juga mempersilakan petani mengambil opsi lain yang paling menguntungkan.

“Kita bisa terima gabah maupun beras. Misalnya saja gabahnya dihargai di atas HPP, kami tidak akan memaksa petani menjual dengan harga HPP ke Bulog. Silakan menjual ke luar karena mungkin lebih menguntungkan itu,” jelasnya.

Dalam melakukan penyerapan, Bulog tetap berpedoman Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Untuk Gabah Atau Beras. Untuk GKP, maksimal 25 persen kandungan air dan hampa/kotoran 10 persen. 

Sedangkan untuk Gabah Kering Giling (GKG), maksimal kadar air 14 persen dan hampa 3 persen. Nanang mempersilakan petani menjual panenannya ke Bulog saat kualitasnya paling bagus.

“Boleh disimpan dulu sampai kadar airnya minimal. Jika di lapangan tidak sesuai ekspektasi misalnya kadar udara di atas 25 persen, kami berupaya tetap menyerapnya namun dengan memberikan edukasi. Kita disimpan sampai kadar airnya minimal. Dijual saat harganya bagus. GKG Rp5.300 per kilogram. Kami melakukan penyerapan di Sragen, Karanganyar dan Boyolali,” katanya.
 

258