Home Kesehatan Ketua Satgas ASI IDAI: Tidak Ada Transmisi Covid Melalui menyusui ASI

Ketua Satgas ASI IDAI: Tidak Ada Transmisi Covid Melalui menyusui ASI

Jakarta, Gatra.com- Ketua Satgas ASI PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Elizabeth Yohmi, Sp.A mengatakan, Ibu dengan covid-19 dapat menyusui jika mereka menginginkannya. "Ibu dengan covid-19 harus mendapatkan dukungan untuk menyusui dengan aman," ujarnya dalam webinar dengan tema 'Menyusui Saat Pandemi: Dukungan untuk Ibu, Perlindungan untuk Keluarga", Kamis (12/8).

Caranya, ibu menyusui harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker saat menyusui dan merawat bayi.

Juga mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memegang bayi. Serta membersihkan dan mendisinfeksi permukaan dan benda yang sering disentuh ibu dan bayi.

"IMD dan menyusui eksklusif membantu tumbuh kembang bayi secara optimal, melakukan IMD dengan kontak kulit dengan kulit saat ibu dan bayi dalam keadaan stabil," ungkap Elizabeth.

Namun bila tidak memungkinkan opsi lain bisa dilakukan. "Jika ibu tidak kuat menyusui langsung, makan dapat memberikan asi perah dengan protokol kesehatan covid-10 saat memerah ASI," ujarnya.

Berdasarkan data IDAI menyebut ada 42% anak yang meninggal. Dimana ada 447 anak di bawah 1 tahun dalam 17 bulan terakhir meninggal akibat terpapar covid-19.

Ia menambahkan, research letter pada 26 Maret 2020 menyebutkan dari enam ibu yang terkonfirmasi covid-19, SARS Cov-19 tidak terdeteksi di serum/swab tenggorokan bayinya. Selain itu, konsentrasi IgG meningkat pada lima bayi (IgG transmisi pasif melalui plasenta).

Sementara itu berdasarkan situs medRxiv, 80% dari 15 sampel ASI yang diperah pada hari ke 14-30 setelah ibu bebas dari gejala Covid-19 menunjukkan peningkatan kadar IgA anti-SARS Cov-2.

Selain itu, ada respon imun SARS Cov-2 slgA dominan yang kuat dalam ASI setelah infeksi pada sebagian besar individu, dan bahwa studi komprehensif terhadap respon ini sangat diperlukan.

"Terdapat pula scientific brief pada 23 Juni 2020, dari 46 Ibu terpapar covid-19, didapatkan bayinya positif 13 orang, tapi 36 bayi negatif. Kemudian kita lihat bagaimana dengan ASInya, bagaimana penularan dari ASI, ternyata hanya 3 ASI ibu tersebut terdapat virus dan 43 ASI ibu negatif virus," jelas Elizabeth.

Dari tiga ASI Ibu yang positif tersebut ditemukan dua bayi negatif Covid-19, yaitu satu bayi ASI langsung dan satu bayi ASI perah. Sedangkan satu bayi dari ASI positif covid-19.

"Hasilnya satu bayi positif tidak ada kejelasan data bagaimana minum dan rute infeksi. Setelah diteliti lebih lanjut dengan realtime PCR, itu merupakan partikel virus jadi bukan virus hidup," papar Elizabeth.

Dengan demikian, kata Elizabeth, tidak cukup data adanya transmisi melalui menyusui ASI. Kepatuhan terhadap pencegahan infeksi sangat penting untuk menghindari penularan dari ibu ke bayi.

Berdasarkan bukti-bukti penelitian yang ada, rekomendasi WHO untuk IMD dan tetap menyusui tetap berlaku pada Ibu dengan suspek dan terkonfirmasi Covid-19.

Sementara itu, Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan, Dr Dhian Probhoyekti MA mengingatkan pentingnya menyusui ASI bagi bayi. Hal ini yang menginisiasi Kemenkes dalam rangka pekan menyusui sedunia tahun 2021 ini mengangkat tema "Perlindungan menyusui: tanggung jawab bersama" dengan slogan "Tetap beri ASI, anak terlindungi, keluarga sejahtera".

"Tujuan peringatan pekan menyusui sedunia, pertama menyebarluaskan informasi seputar pentingnya melindungi menyusui, karena menyusui merupakan tanggung jawab bersama untuk keningkatkan kesehatan masyarakat," jelasnya.

Kedua, melibatkan seluruh lapisan masyarakat, lintas sektor dan organisasi untuk mendukung menyusui agar mendapatkan dampak yang lebih besar. "Ketiga, mendorong berbagai kegiatan sebagai dukungan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat," kata Dhian

Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, drg Kartini Rustandi, M.Kes menyatakan, ASI mengandung zat-zat yang diperlukan, terlebih kolustrum. The Lancet Breastfeeding Series, 2016 menyatakan memberi ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi akibat infeksi sebesar 88 %.

"ASI mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Sementara untuk Ibu, menyusui menurunkan risiko Ibu dari kanker payudara dan rahim," ungkap Kartini.

Ia menambahkan, menyusui menjadi tantangan berat bagi seorang Ibu jika keluarga, lingkungan, dan tempat kerja kurang pemahaman mengenai pentingnya ASI.

Tantangan lainnya adalah pandemi covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu. Bagaimana ibu menyusui khawatir menyusui bayinya karena berada di lingkungan terpapar covid-19 atau pernah terinfeksi covid-19.

208