Home Hukum Kebebasan Pers di Asia Tenggara Cukup Bermasalah

Kebebasan Pers di Asia Tenggara Cukup Bermasalah

Jakarta, Gatra.com - Profesor di Departemen Jurnalisme Hong Kong Baptist University (HKBU) atau Universitas Baptist di Hong Kong, Cherian George, mengatakan bahwa kebebasan pers di Asia Tenggara cukup bermasalah.

"Kebebasan pers di Asia Tenggara cukup bermasalah. Pluralisme, kesetaraan, inklusivitas serta kebebasan dalam media dan pers diperlukan dalam sistem media yang dikembangkan," ungkapnya, via Zoom dalam acara pembukaan Southeast Asia Conference on Media, Cinema and Art (SEA-MCA) 2021 bertajuk "Rediscovering Southeast Asia Amidst Its Multi-Layered Burdens", yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Departemen Ilmu Komunikasi UGM pada Senin, (4/10).

"Media menjadi fragmen terpenting untuk melayani informasi masyarakat," imbuh George.

Ia juga menyebutkan bahwa media harus independen dari entitas manapun, karena dengan begitu pers dan media akan menyajikan informasi otentik yang layak diperoleh publik serta dapat menjaga integritasnya.

Sementara itu, George mengatakan bahwasanya ia kagum terhadap bagaimana Indonesia secara terbuka mengagungkan pelanggaran fisik dengan cara tidak membatasi video yang berisi kekerasan fisik dan hal-hal seperti itu. Pada sesi tanya jawab, ia menyebutkan opini publik memiliki peluang untuk merusak demokrasi dan peran media. Dalam hal ini perlu memahami sepenuhnya yakni demokrasi tidak selalu tentang suara mayoritas rakyat, tetapi juga minoritas.

George juga mengatakan jurnalisme seharusnya mampu menghancurkan kepentingan, ego dan bias jurnalis serta editor. "Karena jurnalisme bukanlah seni atau bidang ekspresi diri apapun," terang Dosen Jurnalisme dari HKBU itu.

115