Home Lingkungan BPBD Cilacap Minta Badan Geologi Kaji Tanah Bergerak di Dusun Cilulu

BPBD Cilacap Minta Badan Geologi Kaji Tanah Bergerak di Dusun Cilulu

Cilacap, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mengusulkan agar Badan Geologi melakukan kajian ilmiah terkait kondisi permukiman di Dusun Cilulu, Desa Dayeuluhur, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono mengatakan kajian tersebut dilakukan untuk menentukan layak dan tidaknya lokasi tersebut untuk hunian. Rekomendasi dari kajian geologi itu akan digunakan sebagai dasar kebijakan selanjutnya.

“Mengajukan usulan ke Badan Geologi untuk dilakukan kajian ilmiah, dan bagaimana rekomendasi badan geologi tersebut,” katanya, Selasa (9/11).

Edi mengatakan, jika Badan Geologi menilai lokasi tersebut rawan bencana dan tak layak huni, maka warga akan direlokasi. Sebaliknya, jika dinyatakan masih layak, maka warga tetap diperbolehkan tinggal.

“Masih layak huni ya dihuni, kalau memang sudah tidak layak huni ya harus direlokasi,” ucapnya.

Dia mengungkapkan pada tahun 2000-an sempat dilakukan kajian geologi yang menyatakan lokasi tersebut tidak layak huni dan warga harus direlokasi. Namun, setelah beberapa tahun, warga kembali ke lokasi tersebut, sampai akhirnya kembali terjadi gerakan tanah.

“Tahun 2000 sudah pernah diadakannya kajian, memang lokasi tersebut tidak layak huni.Kemudian saat itu, sudah direlokasi, tapi masyarakat merasa sudah aman. Setahun dua tahun kemudian kembali lagi ke lokasi tersebut,” bebernya.

Edi mengemukakan, sembari menunggu keputusan Badan Geologi dan penanganan lanjutan, dari 17 rumah yang rusak akibat bencana tanah bergerak di RT 01 dan 03 RW XII Dusun Cilulu, 11 di antaranya mengungsi atau diungsikan ke rumah saudara atau kerabat dekat. Sedangkan lainnya masih bertahan di rumahnya lantaran hanya mengalami rusak ringan.

Namun, mereka tetap diminta waspada, terutama saat turun hujan deras. Tidak menutup kemungkinan bencana tanah bergerak kembali terjadi dan berisiko menyebabkan korban jiwa dan kerugian lebih besar.

“Diimbau tetap waspada karena gerakan tanah masih mungkin terjadi,” ujarnya.

1338