Jakarta, Gatra.com – Great Eastern Life Indonesia berkolaborasi dengan Unit Usaha Syariah Bank OCBC NISP menghadirkan produk asuransi jiwa berbasis syariah, yakni i-Great Heritage Assurance. Selain memberi perlindungan finansial, produk ini juga mengajak nasabah agar menunaikan amal jariyah.
Direktur Keuangan Great Eastern Life Indonesia, Fauzi Arfan, menjelaskan bahwa i-Great Heritage Assurance memiliki tiga keunggulan utama. Kesatu, sederhana karena hanya memerlukan satu kali pembayaran kontribusi untuk memperoleh perlindungan jiwa sampai usia 99 tahun.
“Kedua, kami juga menyediakan fitur wakaf hingga 45% dari manfaat asuransi. Jadi, nasabah berkesempatan menunaikan amal jariyah untuk memastikan kebaikan dari nasabah akan terus mengalir. Fitur ini sifatnya opsional,” ungkap Fauzi dalam konferensi pers daring, Selasa (11/1).
Keunggulan lainnya adalah memberikan ketenangan untuk keluarga. Sebab, produk tersebut memungkinkan perlindungan finansial bagi keluarga dengan manfaat asuransi maksimal 48 kali dari kontribusi yang dibayarkan. Hal itu tergantung usia nasabah saat mendaftarkan diri.
“i-Great Heritage Assurance merupakan produk perlindungan inovatif yang sesuai dengan misi kami, yaitu membuat hidup masyarakat Indonesia lebih baik. Selain itu, juga membangun manajemen keuangan yang kokoh guna menghindari berbagai risiko yang bisa terjadi,” imbuhnya.
Direktur Bancassurance Great Easter Life Indonesia, Nina Ong, optimistis produk ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Dia pun berharap, i-Great Heritage Assurance bisa membantu meningkatkan angka penetrasi asuransi syariah di Indonesia.
Per Mei 2021, penetrasi asuransi syariah dalam negeri terbilang masih sangat kecil yaitu 0,145%. Nilai itu masih jauh dari penetrasi industri asuransi nasional sebesar 3,03%.
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) mencatat, industri asuransi syariah membukukan kontribusi bruto senilai Rp16,89 triliun per September 2021. Angka itu tumbuh sekitar 41,32% (YoY) dibandingkan capaian September 2020 sebesar Rp11,95 triliun.
Kepala Unit Usaha Syariah Bank OCBC NISP, Mahendra Koesumawardhana, menambahkan bahwa masyarakat dapat membangun komunitas keuangan yang tangguh menghadapi era new normal melalui perencanaan keuangan syariah bernama ‘HEART’.
Konsep ‘HEART’ terdiri atas Help each other (lewat zakat, sadaqah, donasi); Establish healthy cash flow and debt (lewat manajemen keuangan yang baik); Asset growth (lewat perencanaan investasi, baik untuk pendidikan, biaya haji, maupun pensiun); Risk management and planning (dengan proteksi asuransi); dan The hereafter (lewat perencanaan waris termasuk wakaf).
“Pandemi memberikan pelajaran bahwa proteksi terhadap berbagai risiko diperlukan guna membangun manajemen keuangan yang tangguh. Melalui prinsip asuransi syariah, masyarakat bisa menjalankan akad tolong-menolong sesama peserta secara transparan dan tidak mengandung masyir, gharar, riba, dan hal-hal lain yang bertentangan dengan syariah,” katanya.