Home Regional Produksi Padi Cilacap Diprediksi Capai 358.650 Ton hingga Maret 2022

Produksi Padi Cilacap Diprediksi Capai 358.650 Ton hingga Maret 2022

Cilacap, Gatra.com – Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah memprediksi produksi gabah kering giling (GKG) di wilayah setempat mencapai 358.650 ribu ton hingga Maret 2022 ini.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Sigit Widayanto mengatakan produksi padi itu diperoleh dari luasan 56.928 hektare yang tertanam.

Dia menjelaskan, untuk menanggulangi dampak panen maupun pertanaman yang mundur karena berbagai alasan, seperti curah hujan, kondisi ekstrem, dan kemarau maka dilaksanakan upaya penanaman padi di seluruh lahan baku sawah seluas 66.527 Ha pada MT I Tahun 2021/2022.

Selain itu juga dilakukan optimalisasi penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) berupa traktor untuk pengolahan lahan, pembuatan persemaian tray untuk alsintan transplanter, dan pemanfaatan transplanter untuk penanaman bibit padi (mengingat tenaga tanam/ tandur, sangat terbatas pada saat musim tanam.

“Prediksi luas panen padi pada Januari sampai dengan Maret 2022 adalah sebesar 56.928 hektare atau setara produksi 358.650 ton GKG,” katanya.

Dia menjelaskan, meski terjadi penurunan produksi pada 2021 lalu, dipastikan produksi padi di Kabupaten Cilacap masih cukup untuk kebutuhan konsumsi penduduk di Kabupaten Cilacap, bahkan surplus.

“Pada tahun 2020 di Kabupaten Cilacap terdapat surplus sebesar 354.336 ton. Sedangkan pada tahun 2021 terdapat surplus 272.337 ton,” ujarnya.
Sebelumnya, produksi padi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah 2021 mengalami penurunan sebanyak 62.349 ton dibandingkan tahun sebelumnya.

Produksi padi pada tahun 2020 sebanyak 894.791 ton gabah kering giling (GKG) dengan luas panen 133.982 hektare. Adapun pada 2021 produksi turun menjadi 832.442 ton GKG dengan luas panen 128.235 hektare.

Terkait produksi yang tinggi pada 2020, Sigit menjelaskan pada tahun 2019 terjadi kemarau yang panjang dan masa tanam pertama (MT 1), yang mundur sehingga panen MT 1 terjadi pada awal tahun 2020 (carry over) baik tanaman padi maupun jagung, sehingga menambah luas panen dan produksi pada tahun 2020.

Selain itu, pada tahun itu ada iklim La Nina yang merupakan kemarau basah dengan curah hujan yang merata sehingga mendukung peningkatan luas tanam, luas panen, produktivitas, baik tanaman padi maupun tanaman pangan lainnya.

“Kondisi iklim yang normal dan serangan OPT yang rendah menjadikan produktivitas meningkat,” ujarnya, Jumat malam (4/2).

Sedangkan pada 2021 kondisi pertanaman di Kabupaten Cilacap diliputi curah hujan yang tinggi di beberapa wilayah, dan terjadi banjir sehingga waktu tanam mundur dan juga menurunkan produktivitas. Kondisi alam yang estrem dengan hujan lebat disertai angin menjadikan tanaman padi banyak yang roboh sehingga menurunkan produksi atau produktivitas.

1291