Jakarta, Gatra.com – Data dari Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa perekonomian nasional terus menguat dengan PDB Triwulan I-2022 tumbuh 5,01% (year on year/yoy).
Diketahui, meningkatnya kepercayaan pelaku usaha dan perbaikan ekonomi yang berkesinambungan turut mendorong aktivitas investasi, khususnya oleh sektor swasta. Pengembangan proyek konstruksi yang semakin baik ditandai oleh perbaikan konsumsi semen yang tumbuh 4,7% (yoy) di sepanjang Triwulan I.
“Peningkatan aktivitas ekonomi juga mendorong investasi mesin dan kendaraan komersial,” sebut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu), Febrio Kacaribu di Jakarta, Senin (9/5).
Baca Juga: Investasi Industri Manufaktur Tembus Rp103,5 Triliun Naik 17% pada Triwulan I-2022
Kondisi ini sejalan dengan indikator impor bahan baku dan barang modal serta pembelian mobil niaga yang tumbuh dengan stabil di periode ini. Optimisme dunia usaha yang membaik mampu mendorong pertumbuhan Penanaman Modal Domestik Tetap Bruto (PMTDB) sebesar 4,09% pada Triwulan I.
Ekspor kembali mencatatkan pertumbuhan tinggi, sementara ekspansi produksi turut mendorong pertumbuhan impor. “Peningkatan permintaan atas komoditas dan produk manufaktur unggulan nasional masih terus terjadi, terutama di tengah disrupsi pasokan global dan konflik Rusia-Ukraina,” sebut Febrio.
Pengembangan teknologi hijau yang semakin popular juga mendorong permintaan ekspor olahan besi dan baja, termasuk nikel.
Baca Juga: Strategi Pemkab Purbalingga Capai Target Investasi Rp950 M Tahun 2022
Sementara itu, peningkatan kunjungan turis mancanegara menyumbang pertumbuhan ekspor jasa. Kondisi ini mendorong pertumbuhan ekspor sebesar 16,22% (yoy).
Di sisi lain, seiring dengan kebutuhan ekspansi produksi, impor tumbuh tinggi sebesar 15,03%. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan impor nominal bahan baku (33,4%) dan barang modal (30,7%) selama Triwulan I.
Dari sisi produksi, persistensi ekspansi juga ditunjukkan oleh sektor manufaktur dan perdagangan. Pemulihan konsumsi domestik maupun peningkatan permintaan ekspor menopang keberlanjutan pemulihan kedua kontributor utama sektor perekonomian ini. Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 5,07% dan sektor perdagangan tumbuh 5,71% (yoy) pada Triwulan I.
Baca Juga: USAID Kucurkan Investasi Bangun Industri Kakao Berkelanjutan di Indonesia
“Dorongan kebijakan pemerintah melalui program PEN turut mendorong kinerja sektor ini, di antaranya melalui perpanjangan insentif PPnBM-DTP kendaraan bermotor yang mendorong produksi dan perdagangan mobil di Triwulan I,” beber Febrio.
Lebih tingginya tingkat pertumbuhan manufaktur dibanding pertumbuhan PDB, menandakan semakin baiknya peran sektor tersebut dalam mengawal pemulihan ekonomi nasional dan terus meningkatnya sektor formal bernilai tambah tinggi di masa depan.
Pertumbuhan aktivitas investasi turut mendorong pemulihan sektor konstruksi. Sektor Konstruksi tumbuh 4,83% (yoy), sejalan dengan percepatan penyelesaian proyek strategis nasional dan proyek prioritas. Selain itu upaya pemerintah melalui kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam meningkatkan lapangan kerja melalui program padat karya juga memperkuat tren pertumbuhan sektor ini di daerah.
Sementara itu, aktivitas pengerjaan proyek konstruksi oleh swasta juga semakin membaik. Kebijakan pemerintah untuk kembali memperpanjang insentif PPN DTP Sektor Perumahan turut mendorong permintaan sektor perumahan. Selain itu, pengembangan hilirisasi manufaktur juga menstimulus pembangunan pabrik-pabrik baru di kawasan industri.