Banyumas, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah membentuk tim percepatan penurunan angka stunting (TPPS) demi mencapai target penurunan stunting 10,49% pada 2024.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat mengatakan bahwa TPPS ini merupakan wujud koordinasi antarsektor yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, baik dunia usaha, masyarakat umum, dan unsur lainnya.
"Dikukuhkannya Tim Percepatan Penurunan Stunting ini dalam upaya optimalisasi rencana aksi penurunan stunting di Kabupaten Wonosobo," ucap Afif di Wonosobo, Rabu (25/5).
Menurutnya, stunting menjadi sorotan tajam pemerintah pusat untuk segera ditangani secara serius. Dengan dibentuknya tim percepatan penanganan ini diharapkan akan mempermudah koordinasi, baik dalam pengawalan maupun pendampingan. Sebab, dua indikator ini menjadi penyebab tingginya angka stunting di Wonosobo.
"Selain menggandeng BUMN, BUMD, dan masyarakat, juga bersinergi dengan dinas terkait dan Kementerian Agama, ini sebagai upaya optimalisasi percepatan penanganan stunting melalui pengawalan dan pendampingan," jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Wonosobo, Dyah Retno Sulistyowati memaparkan stunting sudah menjadi persoalan nasional termasuk Wonosobo sebagai daerah stunting tertinggi se-Jawa Tengah.
Apabila diurutkan, lima kabupaten yang prevalensinya besar di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Wonosobo, Tegal, Brebes, Demak, dan Jepara. Sementara yang terendah Kabupaten Grobogan, Kota Magelang, Wonogiri, Kota Salatiga dan Purworejo.
"Wonosobo merupakan daerah stunting tertinggi se-Jawa Tengah, saya berpesan untuk bergerak cepat dan berkolaborasi melaksanakan rencana aksi yang dibuat," kata Dyah.