Karanganyar, Gatra.com - Penjualan hewan ternak di pasar hewan Karangpandan Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng) berangsur sepi, hal itu diduga akibat pedagang khawatir jika sapi ternaknya bisa saja tertular penyakit mulut dan kuku (PMK). Meski pasar penjualan hewan tak ditutup, lalu lintas perdagangan memang sangat dibatasi untuk mencegah penularan.
Kepala Bidang Keswan Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar, Heri Sulistyo mengatakan aktivitas jual beli ternak yang dibatasi membuat para pedagang memilih menunda bertransaksi di pasar hewan. Mereka menunggu sampai situasi kondusif.
“Pasar hewan memang tidak ditutup buat jualan. Namun sejak merebaknya PMK, malah enggak ada yang jualan. Pasar hewan Karangpandan buka tiap Wage. Para pedagang takut sapi-sapinya malah tertular apabila memaksa memajang sapi-sapinya di pasar hewan,” katanya kepada Gatra.com, Jumat (3/6).
Ia menyebut pasar penjualan hewan ternak di masing-masing kabupaten merupakan basis lalu lintas ternak di kawasan Soloraya hingga antar provinsi. Saat ini, hanya Karanganyar saja yang belum menutup secara resmi pasar penjualan hewan ternaknya.
Sedangkan seluruh pasar hewan di Soloraya terpaksa tutup di masa merebaknya PMK. Ia menyebut pasar hewan Bekonang Sukoharjo yang setiap Kliwon dibuka (penanggalan Jawa), kini ditutup. Sama halnya dengan pasar hewan di Gondangrejo.
“Itu sama saja pedagang ternak enggak bisa kemana-mana. Mau jual kemana juga enggak bisa. Sudah diberi ruang lingkup penjualan terbatas lokalan. Namun tidak efektif. Apalagi, pedagang masih takut jualan. Sebab penularannya cepat dan masif,” katanya.
Meski pasar hewan Karangpandan sepi, namun dokter hewan tetap berjaga di sana. Mereka bakal lebih selektif menerima masuknya hewan ternak ke pasar. Pengecekan kesehatan serta skrining administratif tak boleh abai.
Sementara itu, Kepala Dispertan PP Karanganyar Siti Maesyaroch mengatakan gerakan penyemprotan kandang digelar tiap hari ke kandang sapi. Para mantri ternak juga diinstruksi memberi tambahan vitamin ke sapi.
Ia mengatakan sembilan ekor sapi suspek, akhirnya ketahuan positif PMK. Ia juga makin banyak menerima laporan dari peternak mengenai gejala sapi sakit. Di sisi lain, kata Siti, pengetatan akan terus dilakukan demi mencegah wabah meluas.
“SE bupati turun tentang pengetatan dan pencegahan PMK pada sapi. Memang lebih diperketat,” tutupnya.