Jakarta, Gatra.com - Harga bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Shell terpantau mengalami penurunan sejak per 1 November 2022. Adapun Shell berani membandrol BBM jenis RON 92 setara Pertamax dengan harga yang lebih murah dari Pertamina. RON 92 dijual oleh Shell sebesar Rp13.550 per liter, sedangkan Pertamax masih bertengger di Rp13.900 per liter.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan melihat aksi Shell menjual harga RON 92 lebih murah dari Pertamina menjadi sebuah keuntungan bagi masyarakat. Menurut dia, aksi korporasi sebagai bentuk "branding" di tengah persaingan harga BBM saat ini.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Buka Peluang Kembangkan Bisnis NFR di SPBU
"Saya masih melihat bahwa ini merupakan upaya untuk mendapatkan pelanggan dari Pertamina atau SPBU swasta lainnya yang dilakukan oleh Shell," kata Mamit melalui pesan singkat kepada Gatra.com, Rabu (2/11).
Menurut dia, harga BBM non subsidi yang lebih murah di Shell sudah sesuai formulasi yang diatur dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 62 Tahun 2020. Beleid itu mengatur penetapan harga jual BBM non subsidi menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Plats Singapore (MOPS) atau Argus dengan satuan US$ per barel dan Badan Usaha hanya diperbolekan mengambil margin maskimal 10 persen. Ia menduga Shell saat ini tengah mengurangi margin mereka untuk menarik minat banyak konsumen.
Selain itu, Mamit mengatakan harga jual BBM jenis RON 92 oleh Shell telah disesuaikan dengan biaya distriusi dan penyimpanan yang cenderung lebih kecil dibandingkan biaya yang dikeluarkan Pertamina. Alasannya, SPBU Shell masih sedikit dan belum tersebar ke seluruh Indonesia seperti halnya Pertamina. Faktor itu, kata Mamit, sebagai pertimbangan mengapa Pertamina masih mempertahankan harga Pertamax di Rp13.900 per liter.
Baca Juga: Komut Pertamina Patra Niaga Kunjungi Fasilitas Suplay Energi di Kepri
"Jika dibandingkan dengan SPBU Pertamina, biaya distribusinya pasti akan berbeda dengan Shell. Pertamina pasti berhitung dengan kondisi saat ini. Apalagi mereka menjual BBM tidak hanya di kota besar, tapi seluruh wilayah Indonesia," jelasnya.
Oleh sebab itu, Mamit mengimbau agar SPBU swasta seperti Shell juga turut meratakan cabangnya di berbagai wilayah Indonesia. Alih-alih hanya menjalankan bisnisnya di kota-kota besar yang konsumen BBM nya padat.
"Dengan demikian, mereka akan bisa berkontribusi dalam penyaluran BBM umum keseluruh wilayah Indonesia dan tidak hanya bermain di wilayah gemuk saja," imbuhnya.