Makassar, Gatra.com - Komisi Pemilihan Umum Sulawesi Selatan (KPU Sulsel) tengah melakukan pemetaan daerah pemilihan (Dapil) untuk Pilihan Legislatif 2024. Khususnya di daerah penyangga Ibu Kota. Hal itu dilatarbelakangi adanya penumpukan penduduk di suatu wilayah.

Komisioner KPU Sulsel, M Asram Jaya mengungkapkan, pembagian dapil tersebut terkhusus daerah di sekitar Kota Makassar, seperti Kabupaten Maros, Gowa dan Takalar sebagai daerah penyangga Ibu Kota.

Menurutnya, di daerah tersebut marak pembangunan perumahan yang dibarengi dengan jumlah penduduk. Di sisi lain, fenomena tersebut mengurangi jumlah penduduk di daerah lain. Sehingga hal tersebut ditengarai berdampak terhadap jumlah pemilih.

"Hampir beberapa kabupaten kecamatan di pegunungan (pedalaman) berkurang jumlah penduduknya, kecamatan kota bertambah, terjadi urbanisasi. Kalau dihitung bilangan penduduk, itu berkurang satu kursi," ujar Asram, Kamis (1/12).

Baca Juga: KPU Sulsel Tindak Lanjuti Dugaan Intimidasi Petugas KPPS

Asram menyatakan finalisasi daerah pemilihan akan dilakukan pada 18 Desember mendatang. Mengingat daerah penyangga seperti Maros, Gowa dan Takalar, ditemukan satu perumahan yang jumlah penduduknya bisa memperoleh satu kursi.

Padahal, kata dia, seyogyanya satu daerah pemilihan meliputi dua kecamatan hingga tiga kecamatan.

"Berubah komposisinya, berkurang di satu dapil, bertambah di satu dapil. Kenapa diatur supaya disparitis kursi. Misalnya Dapil I tiga kursi, Dapil II delapan kursi, ini perlu diatur. Kalau kasih kursi masing-masing dapil berangkat dari bilangan penduduk. Makanya bukan maunya KPU," jelasnya.

Sebelumnya, Ketua KPU Sulsel, Faisal Amir menuturkan bahwa penataan dapil agar tercapai kesetaraan nilai suara.

“Kesetaraan nilai suara, ketaatan pada sistem pemilu yang proporsional, proporsionalitas, integralitas wilayah, berada dalam cakupan wilayah yang sama, kohesivitas dan kesinambungan merupakan prinsip-prinsip yang harus dijunjung dalam penyusunan dapil," paparnya.