Home Gaya Hidup Apa Umat Sebelum Islam Berpuasa? Ini Penjelasan Pimpinan Ponpes Bashriyyah di Bukber Peradi Jakbar

Apa Umat Sebelum Islam Berpuasa? Ini Penjelasan Pimpinan Ponpes Bashriyyah di Bukber Peradi Jakbar

Jakarta, Gatra.com – Umat Islam pada bulan ini tengah menjalankan puasa. Puasa merupakan satu kewajiban bagi umat muslim sebagaimana diperintahkan Allah dalam Surat Al-Baqarah Ayat 183. Apakah umat sebelum Islam juga berpuasa?

“Kalau kita baca di literatul [ayat Qur-an di atas] bahwa puasa ini diwajibkan oleh Allah jauh sebelum diwajibkan kepad umat Islam,” kata Drs. KH. Taqiyudin Basri, Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Bashriyyah, Bogor, Jawa Barat (Jabar), dalam acara Buka Puasa Bersama (Bukber) DPC Peradi Jakarta Barat (Jakbar) pada Kamis petang (13/4).

Basri yang juga menjadi pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Bogor ini menjelaskan, Allah pertama kali mewajibkan umat Islam berpuasa pada tahun 2 Hijriah.

“Tetapi Al-Qur'an mengonfirmasikan puasa ini diwajibkan kepada umat-umat sebelumnya, 'seperti yang telah diwajibkan kepada umat sebelum kamu',” kata Basri menyampaikan Ayat 183 Surah Al Baqarah.

Dengan demikian, lanjut Basri, semua umat manusia itu dari mulai zaman Adam sampai sekarang diperintahkan atau diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa. “Tetapi tentu berbeda dalam caranya, tetapi sama dalam tujuannya. Berbeda dalam melaksanakan, tetapi sama dalam hikmahnya, dalam nilai-nilai universalnya,” kata dia.

Basri menyampaikan dua umat sebelumnya, yakni Yahudi dan Nasrani ?juga diperintahkan untuk berpuasa. Nabi Muhammad SAW pun sangat menghormati atau toleransi terhadap umat lain yang tengah berpuasa.

Nabi Muhammad mendapati seorang Yahudi tengah berpuasa ketika dia sedang berjalan di Madinah. Nabi bertanya kepada orang Yahudi itu, sedang apa. Orang Yahudi tersebut menjawab, sedang berpuasa karena saat itu tanggal 10 Muharam, yakni hari kemenangan Nabi Musa AS atas Firaun.

“Dalam ajaran Islam itu ada yang namanya puasa 9-10 Asyurra. Tanggal 10 yang dilakukan oleh orang Yahudi, 9-nya dilakukan oleh umat Islam. Maka dua-duanya diambil, tanggal 9 dan 10,” katanya.

Basri menjelaskan, itu menunjukkan adanya korelasi bahwa Allah menciptakan umat manusia itu dalam satu kesatuan yang sama atas berbagai perbedaan. Allah menciptakan manusia berbeda-beda suku, agama, dan lain sebagainya itu merupakan hak-Nya.

“Tetapi berbeda-beda itu bukan untuk berselisih tetapi untuk bersatu sebagai khalifah di Bumi. Maka Bumi diserahkan kepada manusia untuk dikelola. Tidak diserahkan kepada malaikat dan setan,” katanya.

Allah menyerahkannya kepada manusia karena manusia diberikan dua instrumen, yakni akal dan nafsu. Sementara malaikat hanya diberikan akal dan setan hanya diberikan nafsu, sehingga malaikat tidak bisa membuat hotel dan setan tidak bisa mendirikan jalan layang.

“Tidak cukup akal kalau tanpa nafsu. Tanpa nafsu manusia itu tidak akan maju karena tidak mempunyai kemauan,” ucapnya.

Untuk mengelola dan menjaga Bumi, maka Allah menurunkan agama kepada manusia dan mereka mempunyai hak untuk meyakini agamanya masing-masing. Orang yang berbeda agama tidak boleh saling mengganggu.

“Berbeda agama tidak boleh kita harus saling bertentangan, itu sunatullah, sudah hak Allah memberikan hak privasi kita masing-masing, kita diciptakan sebagai kesatuan untuk bersama-sama,” katanya.

Ketua DPC Peradi Jakbar, Suhendra Asido Hutabarat, mengharapkan, acara bukber ini bukan dimaknai sebagai seromonial, tetapi harus menjadi momentum antaradvokat, khususnya di DPC Peradi Jakbar untuk saling memahami dan berkolaborasi di atas keberagaman.

“Ini satu momentum untuk kita saling memaafkan, sama-sama bisa amanah dalam menjalankan dan mengurus Peradi Jakbar. Seorang ketua itu tidak bisa apa-apa kalau tidak didukung penuh pengurus,” ucapnya.

Ia juga mengajak seluruh jajaran dan anggotanya untuk mendoakan rekan-rekan advokat DPC Peradi Jakabar yang telah meninggal dunia. Selain itu, mendoakan rekan-rekan advokat yang tengah sakit, semoga Tuhan menyebuhkannya.

“Semoga dalam bulan suci Ramadan ini kita mendapatkan keberkahan, kesehatan, dan ke depan kita akan semakin kompak dalam menjalankan Peradi Jakbar,” ucapnya.

Ketua Bidang Kerohanian DPC Peradi Jakbar sekaligus Ketua Panitia Bukber, Haetami, menyampaikan, biasanya dalam bukber ?DPC Peradi Jakabar memberikan santunan kepada anak yatim dan dhuafa.

“Bidang Rohani ini melaksanakan takjil dan santunan rohani, untuk takjil dan santunan rohaninya besok [Jumat ini] akan dilaksanakanan,” katanya.

230