Home Ekonomi Tantangan dan Peluang Dunia Usaha di Tahun Politik

Tantangan dan Peluang Dunia Usaha di Tahun Politik

Jakarta, Gatra.com – Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, menilai kondisi ekonomi politik nasional Indonesia jelang tahun Pemilu 2024 masih dalam kondisi stabil.

Yunarto menyampaikan, kondisi tersebut sebagaimana hasil beberapa lembaga survei yang menyatakan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat tinggi sehingga terjadi stabilitas di berbagai bidang, terutama sosial, ekonomi, dan politik.

“Saya kira saat ini stabilitas nasional kita terjaga dengan baik. Selepas pandemi, tren pertumbuhan ekonomi kita terjaga,” katanya dalam keterangan pers, Jumat (23/6),

Karena itu, lanjut publik juga merasa bahwa saat ini kondisinya bagus. “Maka itu tidak heran kita lihat bahwa kepuasan terhadap pemerintahan saat ini mencapai level yang tinggi, khususnya pada bidang ekonomi. Inflasi kita menurun dan itu membuat publik setelah pandemi menjadi bergairah dalam melakukan kegiatan bisnis,” ujarnya.

Head of Research & Investment Connoisseur Moduit, Manuel Adhy Purwanto, dalam diskusi “Siap-Siap Tahun Politik Tahun 2024: Dampak Terhadap Ekonomi Indonesia” mengatakan, pemilu bukanlah faktor utama yang dapat memengaruhi pergerakan pasar.

“Kami selalu melihat masa depan secara optimistis karena secara historis politik domestik tidak terlalu berpengaruh besar terhadap iklim investasi,” ujarnya.

Bahwa pada tahun depan akan ada Pemilu, lanjut dia, tentu akan ada tantangan dan juga peluang. Namun, hal tersebut bisa disikapi dengan melakukan diversifikasi dan lebih melihat kondisi ekonomi global dan domestik.

“Dengan suku bunga yang sudah mendekati puncak, kami merkomendasikan alokasi aset investasi sebesar 60% di reksadana pendapatan tetap atau obligasi pemerintah dan 40% di reksadana saham yang lebih memiliki exposure di saham finansial dan konsumer,” katanya.

Menurut Manuel, pihaknya selalu hadir dalam memberikan nasihat investasi dan menyediakan produk wealth management terkurasi kepada investor sesuai dengan tujuan keuangannya.

“Sebagai advisor, kami hadir dan siap membantu masyarakat yang berminat berinvestasi di produk reksa dana, obligasi, ataupun produk yang bisa dipersonalisasi sesuai kebutuhan,” katanya.

Selain itu, sebagai advisor, pihaknya juga dapat merekomendasikan strategi berupa aset alokasi yang tepat menjelang pemilu. “Kami percaya dengan strategi diversifikasi yang tepat, pada tahun politik ini dapat memberikan peluang yang baik,” kata Manuel.

Chief Business Officer PT Moduit Digital Indonesia, Stefanus Adi Utomo, menyampaikan, dalam menghadapi ketidakpastian karena pemilu, pihaknya menjalankan strategi agar tetap dapat menghadirkan layanan yang berkualitas.

Adi mengungkapkan, pihaknya terus berinovasi, antara lain dengan menambah produk-produk yang lebih personal dan memberikan nasihat investasi yang dapat di-customized sesuai dengan kebutuhan client.

“Selain itu, kami juga mempunyai kerja sama yang strategis dengan blu by BCA Digital untuk dapat memberikan layanan yang mudah diakses bagi masyarakat,” ujarnya.

Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM), Eri Kusnadi, menilai tahun politik ini dapat dipandang dari berbagai hal. Dari sisi pasar obligasi, ia menilai, kinerja seluruhnya akan baik pada tahun 2023.

“Bahkan seiring dengan suku bunga yang diperkirakan sudah mencapai puncaknya. Dengan inflasi yang stabil cenderung menurun, dan kami perkirakan suku bunga global juga akan segera atau sudah mencapai puncaknya karena kekhawatiran tekanan resesi. Namun untuk pasar saham pun sebenarnya juga tidak kalah menarik secara fundamental,” ujarnya.

Menurutnya, data Produk Domestik Bruto (PDB) dan laba perusahaan yang baik di triwulan I tahun 2023 ini menjadi bukti baiknya kondisi perekonomian domestik.

“Hanya saja berbagai pemberitaan dari luar negeri serta minimnya sentimen domestik membuat kinerja IHSG di semester I ini terlihat berada dalam tekanan,” katanya.

Untuk reksa dana pendapatan tetap yang berbasis obligasi, ujar Eri, pihaknya masih menitikberatkan portofolio pada obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia.

“Selain itu, tambahan penempatan pada obligasi korporasi pun dimungkinkan sebagai bagian dari upaya mendapatkan potensi tambahan imbal hasil,” kata dia.

490