Bandung, Gatra.com– eFishery, perusahaan akuakultur asal Indonesia berhasil meraih pendanaan Seri D senilai USD 200 juta (sekitar Rp3 triliun). Pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk mengakselerasi target perusahaan dalam mengembangkan komunitas pembudidaya di Indonesia, serta meningkatkan transaksi pakan ikan dan ikan segar di eFishery.
Co-Founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah mengatakan, saat ini perikanan budidaya adalah sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri perikanan global. "Dukungan strategis yang kami terima dari para investor akan membantu eFishery merevolusi seluruh industri, melalui integrasi pembudidaya ikan dan petambak udang skala kecil dengan ekosistem eFishery yang mencakup seluruh value chain bisnis budidaya perikanan," katanya dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (10/7).
Ronde pendanaan seri D dipimpin oleh 42XFund, perusahaan manajemen investasi global asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab yang didukung oleh Kumpulan Wang Persaraan (Diperbadankan) (KWAP), perusahaan dana pensiun terbesar asal Malaysia, dan responsAbility (rA), perusahaan manajemen aset asal Swiss.
Juga 500 Global, perusahaan modal ventura multitahap, serta beberapa investor baru lainnya. Investor awal seperti Northstar, Temasek, dan Softbank juga turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini.
Baca juga: eFishery Raih Rp3 Triliun pada Pendanaan Seri
Sementara itu, Goldman Sachs bertindak sebagai penasihat pendanaan secara eksklusif. Investasi terbaru ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap ekosistem akuakultur terintegrasi yang dimiliki eFishery.
Ekosistem terintegrasi dari eFishery yang meliputi marketplace pakan ikan serta udang, platform penjualan produk ikan dan udang segar secara B2B (Business to Business). Serta akses keuangan bagi pembudidaya ikan, telah mendukung lebih dari 70.000 pembudidaya ikan dan petambak udang di lebih dari 280 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
Berdasarkan riset terbaru dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), sepanjang 2022 eFishery mampu menyumbang Rp3,4 triliun atau setara 1,55% terhadap PDB sektor akuakultur Indonesia.
Pendanaan seri D ini, ungkap Gibran, akan digunakan untuk pengembangan komunitas pembudidaya ikan serta petambak udang dari eFishery yang menargetkan lebih dari 1 juta kolam budidaya di Indonesia pada 2025. eFishery juga akan memanfaatkan pendanaan untuk meningkatkan transaksi pakan ikan dan produk akuakultur segar di platform ini.
Pengembangan komunitas petambak sejalan dengan upaya eFishery untuk meningkatkan ekspor produk udang dalam negeri yang bebas kimia dan antibiotik serta dapat ditelusuri sepenuhnya (traceable) ke pasar internasional, sekaligus mendekatkan konsumen dan petambak.
Baca juga: Ekspansi di Asia, eFishery Raih Pendanaan Seri C Senilai US$ 90 Juta
Principal 42XFund, Iman Adiwibowo menyatakan kegembiraannya terkait pendanaan ini, “Kami percaya dengan visi eFishery dan tertarik untuk menjadi mitra kunci yang memberikan nilai tambah dan berkontribusi bagi pertumbuhan perusahaan," jelas dia.
Ia menjelaskan, teknologi dan solusi akuakultur lainnya yang disediakan oleh eFishery telah berdampak signifikan bagi industri teknologi budidaya, serta memberikan manfaat bagi pembudidaya kecil di Indonesia. "Kami percaya bahwa eFishery dapat terus berkontribusi mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus berperan dalam melestarikan lingkungan di Indonesia, bahkan dunia,” paparnya.
Sementara itu, Managing Partners 500Global, Khailee Ng menyebut bahwa beberapa pihak berpikir bahwa seluruh dunia meniru Silicon Valley. “Namun, saya rasa eFishery terbukti unik dalam hal inovasi model bisnis," ujarnya.
Model bisnis ini ditunjukkan dengan pencapaian dalam tiga hal sekaligus, yaitu skalabilitas, pertumbuhan yang berkelanjutan, dan profitabilitas yang dihasilkan secara konsisten selama bertahun-tahun. "Bahkan sebelum menjadi perusahaan dengan valuasi diatas USD 1 juta. Model bisnis inilah yang perlu dihadirkan di Silicon Valley," tegasnya.
Baca juga: Ajak Masyarakat Makan Ikan, eFishery Gelar Kampanye Fishtival
Global Head of Sustainable Food Equity untuk responsAbility Investments AG (“rA”), impact investor asal Zurich, Rik Vyverman memaparkan bahwa model bisnis eFishery yang mempersingkat supply chain dapat terus mendisrupsi pasar akuakultur tradisional Indonesia maupun dunia. "Target Sustainable Development Goals (SDGs) akan tercapai lebih banyak seiring pertumbuhan perusahaan,” katanya.
Kepercayaan terhadap perusahaan juga diutarakan oleh rA Southeast Asia Investment Director, Chris Teoh. “Melihat kepemimpinan eFishery yang kompeten, kedekatan perusahaan dengan komunitas pembudidaya dan seluruh pemangku kepentingan, kami percaya bahwa perusahaan akan terus memodernisasi industri secara farm-to-fork," jawabnya.
Mulai dari rantai pasokan, tempat produksi hingga konsumen. "Kami sangat antusias untuk mendukung perusahaan berkembang ke tingkatan lebih tinggi,” pungkas dia.