Jakarta, Gatra.com- Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) , Rita Endang menegaskan bahwa pelaku usaha punya tanggung jawab penting untuk mensosialisasikan keseimbangan gizi kepada konsumen, terutama yang menyasar anak-anak.
“Pelaku usaha ini kan pemilik nomor izin edar yang juga memiliki informasi terkait dengan informasi nilai gizi. Jadi, pelaku usaha juga harus memberikan informasi kepada masyarakat,” jelas Rita dalam diskusi yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk ‘Bahaya Obesitas Dini, Apa Solusinya’ di Jakarta, Senin (24/7).
Rita menyebut bahwa semua stakeholder punya tanggung jawab yang sama untuk memberikan informasi terkait dengan gizi, gula, garam dan lemak. "Jadi kalau semua unsur bergerak, mestinya prevalensi terkait diabetes ini bisa kita tangani bersama,” katanya.
Baca juga: Pemerintah Targetkan Angka Gizi Buruk di Bengkulu Turun di Bawah 14 Persen Tahun 2024
Di sisi lain, untuk mencegah bahaya obesitas dini pada anak diantaranya dengan cemilan sehat. Untuk itu dibentuk suatu wadah khusus Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Sadar Pangan Aman atau yang disingkat Germas SAPA.
“Pedoman yang kami buat sejak tahun 2011 membentuk suatu wadah yang sangat besar yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Sadar Pangan Aman,” kata Rita.
Melalui Germas SAPA, BPOM menyusun berbagai pedoman dan langkah-langkah strategis demi mencapai gizi seimbang pada anak dengan fokus utama penurunan gula, garam dan lemak (GGL).
Rita mengatakan, pedoman yang telah dibuat melalui wadah Germas SAPA ini diharapkan menginspirasi para pendamping kesehatan di lapangan, baik para kader maupun guru di sekolah dan juga para kepala sekolah, petugas kantin untuk mengedukasi anak-anak kita mencapai gizi seimbang dengan memilih makanan atau cemilian yang sehat seperti buah.
Baca juga: Penuhi Hak Anak, Ini Peran Orang Tua dalam Tumbuh Kembangnya
“Demikian juga dengan orang tua. Anak-anak harus terbiasa dengan makanan yang rendah gulanya. Artinya makanan harus betul-betul kita lihat komposisi gulanya rendah. Juga makanan harus rendah lemak, jangan sedikit-sedikit digoreng, tetapi usahakan direbus,” beber Rita.
BPOM sendiri, kata Rita, sejauh ini telah memiliki sebuah program yang mengawal jajanan anak sekolah. Tak hanya itu, perilaku hidup bersih dan olahraga teratur juga dijaga ketat.
“Jadi dalam program ini jelas ada mengawal jajan anak sekolah yaitu harus makan makanan yang seimbang. Artinya makanan harus bervariasi di mana karbohidratnya harus ada, buahnya, sayurnya, lauk pauk dan proteinnya lengkap. Kemudian perilaku hidup bersih dan olahraga teratur harus tetap terjaga,” terang Rita.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono menyebut bahwa penduduk di kawasan penyangga ibu kota menjadi penyumbang angka kasus obesitas nasional naik secara drastis. "Ini mungkin dipicu oleh pendapatan yang makin meningkat, terutama angka obesitas ini banyak dari daerah penyangga," katanya.
Dante menyebut angka itu berdasarkan hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menunjukkan peningkatan laju obesitas dari 15,3 persen pada 2013 menjadi 21,8 persen di 2018. Angka lebih tinggi itu terjadi seperti di Tangerang, Depok, dan Bogor.