Home Kesehatan IAI Gandeng KFA Tingkatkan Layanan Kesehatan

IAI Gandeng KFA Tingkatkan Layanan Kesehatan

Sukoharjo, Gatra.com – Tingkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat di jam puncak, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) melakukan perjanjian kerja sama dengan Kimia Farma Apotek (KFA).

Kerja sama tersebut diawali dengan pendatanganan perjanjian penyediaan apoteker di apotek Kimia Farma di Indonesia oleh Ketua Umum PP IAI, apt Noffendri Roestam, serta Direktur Utama KFA, Agus Chandra dan Direktur Operasional KFA, apt Muhardiman.

Ketua Umum PP IAI, apt Noffendri Roestam, menyampaikan, ada dua hal yang dikerjasamakan oleh IAI dan KFA. Pertama, penyediaan apoteker untuk berpraktik di jam-jam puncak di apotek Kimia Farma. Sebab menurutnya, di outlet-outlet tertentu, pada jam puncak layanan, dibutuhkan kecepatan dan optimalisasi pelayanan. Hal tersebut ternyata seringkali tidak bisa dipenuhi oleh apoteker internal.

“Dalam pembicaraan saya dengan Pak Agus dan pak Muhardiman, ditanyakan apakah IAI bisa menyediakan apoteker yang bisa praktik selama 3–5 jam di jam-jam puncak setiap harinya, dan kami sudah berkoordinasi dengan IYPG (Indonesian Young Pharmacist Group) untuk mengontak anggotanya yang bersedia berpraktik di apotek tertentu di jam-jam puncak,” ucap Noffendri, belum lama ini.

Seperti diketahui, IYPG adalah organ di bawah IAI yang beranggotakan apoteker muda berusia di bawah 35 tahun. Para apoteker muda ini terlebih dahulu akan mendapat pelatihan dari IAI, agar dapat melayani kebutuhan pasien saat berpraktik di KFA.

“Saya meminta IYPG, karena biasanya anak-anak muda ini lebih lincah ketika harus melakukan pelayanan kefarmasian di beberapa tempat berbeda,” ujar Noffendri.

Kedua, yakni berkaitan dengan jenjang karier apoteker atau apoteker advance practice yang diadopsi dan diadaptasi dari program FIP (The Internatinal Pharmaceutical Federation). Dalam hal ini, IAI tengah menyiapkan jenjang karier apoteker, yakni dimulai dari apoteker pratama, madya, dan utama.

“Tidak mudah menyiapkan jenjang karier ini, karena belum tentu dapat diterima oleh pihak swasta. Namun hari ini luar biasa, karena ada sebuah perusahaan besar yang bersedia melakukan uji coba dari keberadaan apoteker advance practice ini,” kata Noffendri.

Menurutnya, ini adalah gagasan yang bagus dan bisa dijadikan contoh oleh apotek jaringan lain. Sehingga dengan adanya perjanjian kerja sama dengan KFA ini sekaligus merupakan upaya IAI untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama KFA, Agus Chandra, mengatakan, IAI memberikan solusi bagi Kimia Farma Apotek yang membutuhkan bantuan tenaga apoteker di saat peack hours. Saat ini, Kimia Farma Apotek telah memiliki 12.000 tenaga kerja, 9.000 di antaranya tenaga kerja kefarmasian yang terdiri dari apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.

Namun, diakui Agus, jumlah tenaga apoteker tersebut ternyata masih kurang, sehingga pihaknya membutuhkan bantuan IAI untuk menyediakan apoteker di jam-jam puncak.

“Para apoteker ini akan membantu melayani masyarakat memberi informasi pemakaian obat yang baik dan benar. Jadi kami sangat senang didukung dari sisi keilmuan. Di sisi lain, kami juga senang bisa membantu IAI dalam leveling apoteker yang sedang dirintis IAI melalui Kolegium Ilmu Farmasi Indonesia (KIFI) yang diketuai Prof Dr apt Keri Lestari,” kata Agus Chandra.

Dalam kesempatan itu, Agus Chandra menantang apoteker yang bernaung di bawah IAI untuk menyiapkan dua hal. Pertama, apotek veteriner dan apotek syariah.

“Dalam perjumpaan saya dengan Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof. Teguh Budipitojo, ternyata ada perbedaan dalam pemberian obat hewan dan untuk manusia. Perbedaan baik dosis maupun cara penerapan. Jadi kita akan kembangkan apotek veteriner, karena itu kami butuh apoteker yang mumpuni di bidang tersebut,” ungkap Agus Chandra.

Kemudian yang kedua, Kimia Farma Apotek akan mengembangkan apotek syariah. Sebab, di Indonesia keberadaan apotek ini masih sangat dibutuhkan.

“Pelanggan syariah sangat banyak, sehingga perlu juga kita layani. IAI mestinya juga menyiapkan kompartemen syariah dalam organisasinya,” ujar Agus Chandra.

67